Minggu, 11 Mei 2025

Menuju IndoMas_2045

Profil Bangsa Indonesia di Tahun 2045


Oleh: Kang Roshid Adjil


Profil Bangsa Indonesia di Usia 100 Tahun (Tahun 2045) – dikenal juga sebagai Visi Indonesia Emas 2045 – merupakan gambaran cita-cita nasional yang ingin dicapai saat Indonesia genap berusia satu abad sejak proklamasi kemerdekaannya pada tahun 1945. Profil ini mengacu pada berbagai dokumen resmi seperti RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) dan narasi besar pembangunan bangsa yang telah dirumuskan.

Berikut adalah ringkasan profil tersebut:


1. Visi Utama: Indonesia Emas 2045

"Negara Nusantara Berdaulat, Maju, Adil, dan Makmur"


2. Pilar-Pilar Utama Profil Bangsa Indonesia 2045

a. Pembangunan Manusia dan Penguasaan Ilmu Pengetahuan Teknologi

  • SDM unggul, sehat, cerdas, produktif, dan berakhlak mulia.

  • Indonesia menjadi pusat riset dan inovasi di Asia Tenggara.

  • Pendidikan merata dan berkualitas, dengan penekanan pada STEM, digital, dan karakter.

b. Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

  • Menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-4 dunia.

  • Industri berbasis inovasi dan teknologi, bukan sekadar ekspor SDA mentah.

  • Pertumbuhan inklusif: pengurangan kesenjangan antarwilayah dan antarkelompok.

c. Pemerataan Pembangunan

  • Setiap daerah menjadi pusat pertumbuhan ekonomi lokal.

  • Akses layanan publik (pendidikan, kesehatan, air bersih) merata.

  • Infrastruktur konektivitas yang mendukung integrasi antarpulau.

d. Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan

  • Pemerintahan digital yang transparan dan bersih.

  • Pertahanan dan keamanan berbasis teknologi canggih.

  • Masyarakat sipil kuat, demokratis, dan berpartisipasi aktif.


3. Capaian Kuantitatif yang Diharapkan (Target)

  • PDB per kapita: USD 23.000 - 30.000.

  • Penduduk kelas menengah: >70% populasi.

  • Tingkat kemiskinan ekstrem: 0%.

  • IPM (Indeks Pembangunan Manusia): masuk 30 besar dunia.

  • Emisi karbon menurun drastis menuju net-zero.


4. Karakter Bangsa yang Diidamkan

  • Nasionalis, religius, toleran, produktif, dan kolaboratif.

  • Masyarakat yang menjunjung tinggi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

  • Komunitas gotong royong yang berpikir global namun berakar lokal.


5. Posisi Indonesia di Dunia

  • Pemimpin ASEAN dan pemain utama di Indo-Pasifik.

  • Negara dengan pengaruh diplomatik, ekonomi, dan budaya yang signifikan.

  • Mitra strategis global untuk energi hijau dan stabilitas geopolitik.


Versi digital dalam format PDF telah siap. Anda dapat mengunduhnya melalui tautan berikut:

👉 Klik di sini untuk mengunduh Profil Indonesia 2045 (PDF)


Silakan unggah logo yang ingin Anda sertakan, seperti:

  • Lambang Garuda Pancasila

  • Logo Bappenas, Kementerian Pendidikan, atau instansi lainnya

  • Logo Visi Indonesia Emas 2045 (jika tersedia)


Profil Desa Bangsa Indonesia di Usia 100 Tahun (Tahun 2045) adalah bagian dari visi besar Indonesia Emas 2045, yang menempatkan desa sebagai fondasi pembangunan nasional. Desa bukan lagi diposisikan sebagai objek pembangunan, melainkan sebagai subjek dan motor utama pembangunan berkelanjutan.

Berikut adalah gambaran profil ideal desa Indonesia tahun 2045:


Visi Desa 2045: “Desa Mandiri, Digital, Berdaya, dan Sejahtera”


🔹 1. Desa Mandiri dan Berbasis Potensi Lokal

  • Setiap desa mampu mengelola sumber daya alam dan manusia secara optimal.

  • Desa tidak tergantung pada dana pusat, tetapi menghasilkan pendapatan melalui BUMDes dan usaha inovatif.

  • Keberagaman potensi: pertanian modern, agrowisata, energi terbarukan, industri kreatif lokal.


🔹 2. Desa Digital dan Terkoneksi

  • Semua desa terhubung internet cepat dan memiliki sistem informasi desa digital.

  • Layanan publik berbasis aplikasi dan teknologi (e-office, e-health, e-learning, dll).

  • Anak muda desa menjadi pionir inovasi digital dan startup lokal.


🔹 3. Desa Sejahtera dan Inklusif

  • Kemiskinan ekstrem: 0%

  • Gizi dan pendidikan dasar anak terjamin.

  • Akses air bersih, sanitasi, dan layanan kesehatan berkualitas.

  • Kaum rentan (disabilitas, lansia, perempuan kepala keluarga) dilibatkan dan terlindungi.


🔹 4. Desa Berbasis Kearifan Lokal dan Berwawasan Lingkungan

  • Nilai budaya, adat istiadat, dan kearifan lokal dilestarikan dan dijadikan kekuatan ekonomi.

  • Desa menjadi garda depan konservasi alam dan ketahanan pangan-energi.

  • Green village: nol sampah, energi surya, transportasi ramah lingkungan.


🔹 5. Pemerintahan Desa Modern dan Demokratis

  • Pemerintah desa transparan, akuntabel, dan melayani.

  • Partisipasi warga dalam musyawarah desa meningkat.

  • Perempuan dan pemuda aktif dalam pengambilan keputusan.


🎯 Indikator Kunci Target Desa 2045

Indikator Target 2045
Desa Mandiri >95% dari total desa
Akses Internet 100% desa
Angka Kemiskinan Ekstrem 0%
Desa Digital Aktif 100%
Pendapatan Asli Desa (PADes) Rp500 juta – Rp2 miliar
Akses Layanan Kesehatan >98% rumah tangga
Pelestarian Adat & Budaya >90% desa


Baik, berikut adalah simulasi profil Desa Indonesia 2045 dengan studi kasus di:

📍 Dusun Bantaran, Desa Tanjunganom, Kecamatan Rowodadi, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah


🏞️ A. Gambaran Umum Saat Ini (Tahun 2025)

  • Mayoritas penduduk: petani dan buruh harian.

  • Sumber penghidupan: pertanian lahan sawah & palawija.

  • Infrastruktur: jalan desa belum 100% aspal, jaringan internet terbatas.

  • Layanan publik: terbatasnya fasilitas kesehatan dan pendidikan digital.

  • Potensi: lahan pertanian luas, budaya gotong royong tinggi, generasi muda produktif namun sebagian migrasi ke kota.


🚀 B. Simulasi Profil 2045 – Dusun Bantaran Menjadi Desa Mandiri dan Digital

🔹 1. Ekonomi Mandiri dan Produktif

  • Terbentuk BUMDes “Bantaran Sejahtera” yang mengelola:

    • Pertanian modern (hidroponik dan organik).

    • Peternakan terpadu.

    • Unit penggilingan dan pengemasan beras lokal (brand: Beras Bantaran).

    • Agrowisata edukatif (petik sayur, susur sawah).

  • Pendapatan asli desa: > Rp1,5 miliar/tahun

🔹 2. Digitalisasi Layanan dan Kegiatan Warga

  • Internet desa 5G menjangkau seluruh RT.

  • Setiap warga punya akun e-Desa untuk akses layanan: surat, izin, bantuan sosial.

  • Sistem informasi desa menampilkan data penduduk, potensi ekonomi, dan pelaporan keuangan real-time.

🔹 3. Pendidikan & Kesehatan Inklusif

  • Tersedia e-learning center desa untuk pelatihan IT, bahasa asing, dan kewirausahaan.

  • Posyandu digital dan mobil layanan kesehatan rutin.

  • Kerja sama dengan puskesmas & kampus terdekat untuk program “Desa Sehat dan Cerdas.”

🔹 4. Lingkungan Hijau dan Lestari

  • Pembangkit listrik tenaga surya skala dusun (PLTS).

  • Seluruh rumah memilah sampah, mengelola kompos, dan memakai pupuk organik.

  • Ada Bank Sampah dan hutan rakyat konservasi.

🔹 5. Pemerintahan Partisipatif dan Transparan

  • Musyawarah RT dan RW disiarkan secara daring.

  • Remaja dusun tergabung dalam Forum Anak & Pemuda Digital Bantaran.

  • Kegiatan keagamaan dan budaya lokal (pengajian, sedekah bumi) difasilitasi dan dilestarikan.


🎯 Indikator Target Bantaran 2045

Indikator Kondisi Simulasi 2045
Status Desa Mandiri Digital
Akses Internet 100% (dengan WiFi publik)
PADes > Rp1,5 miliar
Kesehatan Balita 0% stunting
Pendidikan Pemuda 100% SMA/sederajat, 60% kuliah
Pengelolaan Sampah 100% rumah tangga terlibat
Energi Terbarukan 60% kebutuhan dari PLTS

📌 Kesimpulan

Jika Dusun Bantaran mendapatkan dukungan perencanaan, teknologi, dan pemberdayaan masyarakat secara konsisten mulai tahun 2025, maka pada 2045 dusun ini bisa menjadi model nasional desa mandiri dan digital. Kekuatan utamanya adalah: potensi pertanian + komunitas yang gotong royong + generasi muda yang siap digitalisasi.





Minggu, 04 Mei 2025

Tesis: Muslim Kaffah dan strategi menggapainya

 Berikut adalah rancangan awal judul dan kerangka tesis yang dapat Anda gunakan dengan tema "Muslim Paripurna dan Strategi Jitu Meraihnya":


Judul Tesis:

“Muslim Paripurna dan Strategi Jitu Meraihnya: Suatu Tinjauan Konseptual dan Aplikatif dalam Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, dan Berbangsa”
Disusun dan Dipromosikan oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.


BAB I: PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah

  • Rumusan Masalah

  • Tujuan Penelitian

  • Manfaat Penelitian

  • Metode Penelitian

  • Sistematika Penulisan


BAB II: LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

  • Pengertian dan Karakteristik Muslim Paripurna

  • Konsep Paripurna dalam Islam (Kaffah)

  • Dimensi Keislaman (Iman, Islam, Ihsan)

  • Teori Transformasi Individu dalam Islam


BAB III: STRATEGI JITU MENUJU MUSLIM PARIPURNA

  • Strategi Ruhiyah (Spiritualitas)

    • Meningkatkan kualitas shalat, dzikir, dan tilawah

  • Strategi Ilmiah (Pengetahuan Islam)

    • Membentuk pola pikir Qur'ani dan Nabawi

  • Strategi Sosial (Hubungan antar manusia)

    • Menjadi agen kebaikan (amar ma’ruf nahi munkar)

  • Strategi Ekonomi (Zakat, Infak, Wirausaha Syariah)

  • Strategi Politik dan Kemanusiaan (Ukhuwah Islamiyah dan Wathaniyah)


BAB IV: STUDI KASUS DAN APLIKASI DI LINGKUNGAN TERPILIH

  • Studi Kasus: Masjid/Musholla Sekolah dan Komunitas

  • Strategi Penerapan di Komunitas: Pelatihan, Pembinaan, dan Program Berbasis Masjid

  • Evaluasi dan Indikator Keberhasilan Muslim Paripurna


BAB V: PENUTUP

  • Kesimpulan

  • Rekomendasi


Lampiran:

  • Glosarium Istilah

  • Referensi Ayat dan Hadis

  • Program Kerja Implementatif Muslim Paripurna


Paparan Lebih lengkap;


Berikut adalah draft BAB I: PENDAHULUAN untuk tesis berjudul “Muslim Paripurna dan Strategi Jitu Meraihnya”:


**BAB I

PENDAHULUAN**

1.1 Latar Belakang Masalah

Islam diturunkan oleh Allah SWT sebagai agama yang sempurna dan menyempurnakan agama-agama sebelumnya. Tujuan Islam bukan semata membentuk manusia yang saleh secara ritual, melainkan juga membentuk pribadi yang paripurna—yakni Muslim yang kaffah, yang utuh dalam keimanan, ibadah, akhlak, sosial, dan peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun, realitas hari ini menunjukkan bahwa banyak umat Islam yang hanya mengambil sebagian dari ajaran agamanya. Sebagian besar fokus pada ibadah ritual, namun lalai terhadap aspek sosial, ekonomi, politik, bahkan spiritualitas mendalam. Akibatnya, potensi keislaman yang sejatinya sangat agung menjadi tidak termanfaatkan secara optimal untuk membangun pribadi unggul dan peradaban mulia.

Maka, perlu dirumuskan konsep dan strategi jitu dalam menempuh jalan menjadi Muslim Paripurna. Konsep ini tidak hanya penting untuk individu, tetapi juga sangat strategis dalam membangun komunitas, masyarakat, dan bangsa yang bermartabat.

1.2 Rumusan Masalah

  1. Apa definisi dan karakteristik dari Muslim Paripurna?

  2. Apa saja tantangan yang menghambat umat Islam dalam menjadi Muslim Paripurna?

  3. Strategi apa saja yang terbukti jitu dalam membentuk pribadi Muslim yang paripurna secara kaffah?

1.3 Tujuan Penelitian

  1. Mengidentifikasi dan merumuskan ciri-ciri utama dari Muslim Paripurna.

  2. Mengungkap berbagai tantangan aktual dalam implementasi Islam secara kaffah.

  3. Menyusun strategi praktis dan aplikatif dalam membentuk Muslim Paripurna di era kontemporer.

1.4 Manfaat Penelitian

  • Teoretis: Menambah khazanah keilmuan dalam kajian keislaman tentang konsep Muslim Paripurna.

  • Praktis: Menjadi panduan praktis bagi individu, komunitas, dan lembaga dakwah dalam membina umat Islam menuju kesempurnaan pribadi.

  • Strategis: Menjadi referensi dalam pembangunan umat berbasis masjid, sekolah, dan masyarakat luas.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif dengan pendekatan studi literatur dan studi kasus. Sumber data berasal dari literatur klasik dan kontemporer, serta praktik baik dari komunitas muslim yang dinilai berhasil membina pribadi-pribadi Muslim Paripurna.

1.6 Sistematika Penulisan

Tesis ini dibagi dalam lima bab utama:

  • Bab I Pendahuluan

  • Bab II Landasan Teori dan Konsep Muslim Paripurna

  • Bab III Strategi Jitu Meraih Muslim Paripurna

  • Bab IV Studi Kasus dan Aplikasi Strategi

  • Bab V Penutup: Kesimpulan dan Rekomendasi


Lanjutan

Berikut ini Bab II dan Bab III untuk tesis “Muslim Paripurna dan Strategi Jitu Meraihnya”:


**BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL**

2.1 Definisi Muslim Paripurna

Muslim Paripurna adalah seorang Muslim yang mengamalkan ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah), baik dalam dimensi ritual, spiritual, moral, sosial, ekonomi, maupun politik. Istilah ini berakar dari perintah Allah dalam QS. Al-Baqarah [2]:208:

“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah), dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan...”

2.2 Konsep Paripurna dalam Islam (Kaffah)

Konsep kaffah mengharuskan umat Islam tidak memilih-milih ajaran Islam yang nyaman atau mudah dijalankan, melainkan mengintegrasikan semua aspek Islam dalam seluruh lini kehidupan. Aspek-aspek itu antara lain:

  • Iman yang kokoh

  • Ibadah yang benar dan istiqamah

  • Akhlak yang luhur

  • Peran sosial yang aktif

  • Tanggung jawab ekonomi dan politik dalam kerangka nilai-nilai Islam

2.3 Dimensi Keislaman: Iman, Islam, Ihsan

Merujuk pada Hadis Jibril, Muslim Paripurna adalah yang mencapai derajat Iman (keyakinan), Islam (ibadah lahir), dan Ihsan (kesadaran spiritual mendalam).

  • Iman: Percaya pada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir, dan takdir

  • Islam: Rukun Islam lima

  • Ihsan: Beribadah seolah-olah melihat Allah

2.4 Teori Transformasi Pribadi dalam Islam

Transformasi seorang Muslim menjadi pribadi paripurna memerlukan:

  • Input nilai: melalui pendidikan dan keteladanan

  • Proses pembinaan: tarbiyah ruhiyah, fikriyah, dan jasadiyah

  • Evaluasi diri: muhasabah dan koreksi berkelanjutan

  • Lingkungan yang mendukung: keluarga, masjid, sekolah, dan masyarakat


**BAB III

STRATEGI JITU MERAIH MUSLIM PARIPURNA**

3.1 Strategi Ruhiyah (Spiritualitas Tinggi)

  • Konsistensi dalam shalat lima waktu tepat waktu dan berjamaah

  • Memperbanyak dzikir, istighfar, dan doa

  • Menghidupkan malam dengan tahajud dan tadabbur Al-Qur’an

  • Menjaga hati dari penyakit hati: riya, ujub, dengki, takabbur

3.2 Strategi Ilmiah (Meningkatkan Kualitas Keilmuan)

  • Membiasakan membaca dan mengkaji Al-Qur’an dan hadis

  • Mengikuti halaqah ilmu, baik daring maupun luring

  • Mempelajari fiqh kehidupan: ekonomi, sosial, dan keluarga

  • Meningkatkan literasi digital Islam

3.3 Strategi Sosial (Menjadi Rahmat bagi Sekitar)

  • Aktif dalam kegiatan sosial dan kepedulian umat

  • Menjadi pribadi yang jujur, amanah, dan menepati janji

  • Menjaga lisan dan sikap dalam interaksi sosial

  • Menyebarkan Islam dengan hikmah dan kelembutan

3.4 Strategi Ekonomi (Berdaya dan Memberdayakan)

  • Menjadi muzakki, bukan mustahik

  • Aktif dalam zakat, infak, wakaf produktif

  • Membangun kemandirian ekonomi keluarga dan komunitas

  • Mengembangkan bisnis berbasis syariah

3.5 Strategi Kemanusiaan dan Politik (Menebar Keadilan dan Ukhuwah)

  • Menjaga ukhuwah Islamiyah, wathaniyah, dan insaniyah

  • Terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan dan kebangsaan

  • Menjadi teladan dalam keadilan dan kepedulian sosial

  • Melibatkan diri dalam proses perubahan sosial yang maslahat


Lanjutan

Berikut adalah BAB IV dan BAB V dari tesis “Muslim Paripurna dan Strategi Jitu Meraihnya”:


**BAB IV

STUDI KASUS DAN APLIKASI STRATEGI MUSLIM PARIPURNA**

4.1 Studi Kasus: Implementasi di Lingkungan Sekolah dan Masjid

Salah satu lingkungan yang paling strategis dalam membentuk Muslim Paripurna adalah lembaga pendidikan dan masjid/musholla. Contoh nyata dapat ditemukan di beberapa sekolah vokasi dan komunitas masjid di Yogyakarta dan Jawa Tengah yang telah menerapkan program integratif antara pembinaan ruhiyah, ilmu keislaman, dan kegiatan sosial.

Contoh kegiatan:

  • Pembinaan keislaman berbasis musholla sekolah (sholat dhuha, dzikir, kultum siswa)

  • Program "Satu Hari Satu Ayat"

  • Pelatihan wirausaha syariah di kalangan siswa

  • Kampanye zakat, infak, dan wakaf mingguan

  • Kegiatan bakti sosial lintas agama dan komunitas

4.2 Program Aplikasi Strategis Muslim Paripurna

Program yang disarankan untuk membentuk Muslim Paripurna antara lain:

  • Program Sabtu Berkah: Kajian dan sedekah mingguan berbasis komunitas

  • Gerakan Shalat Subuh Berjamaah: Menghidupkan kembali semangat kebangkitan umat

  • One Week One Book: Mendorong budaya literasi Islam

  • Sekolah Akhlak dan Kepemimpinan: Menanamkan nilai kepemimpinan Rasulullah

  • Ekonomi Umat Mandiri: Pelatihan dan pembentukan koperasi syariah

4.3 Indikator Keberhasilan Muslim Paripurna

  • Komitmen ibadah wajib dan sunnah

  • Tingkat kejujuran dan etika dalam pergaulan sosial

  • Kemandirian ekonomi berbasis halal

  • Kepedulian terhadap sesama (mu’amalah dan dakwah)

  • Peran aktif dalam pembangunan umat dan bangsa


**BAB V

PENUTUP**

5.1 Kesimpulan

Muslim Paripurna adalah wujud ideal seorang Muslim yang menjalani Islam secara menyeluruh (kaffah), tidak hanya secara ritual, tetapi juga spiritual, intelektual, sosial, dan kemanusiaan. Untuk mencapainya, dibutuhkan strategi yang jitu, sistematis, dan kontekstual, serta dukungan lingkungan yang kondusif. Masjid, sekolah, dan komunitas adalah medan terbaik untuk mencetak Muslim Paripurna.

5.2 Rekomendasi

  1. Perlu integrasi antara pendidikan formal dan informal dalam membina Muslim Paripurna.

  2. Lembaga dakwah, sekolah, dan pemerintah perlu bersinergi menciptakan program pembinaan berkelanjutan.

  3. Setiap Muslim didorong untuk menjadi agen transformasi sosial dengan memperbaiki diri dan lingkungan sekitar.

  4. Konsep Muslim Paripurna perlu dimasukkan dalam kurikulum pembinaan remaja dan dewasa muda.


Lanjutan



Berikut tambahan Abstrak, Glosarium, Daftar Pustaka, dan Lampiran Program Aksi Muslim Paripurna:


ABSTRAK

Tesis ini membahas konsep Muslim Paripurna, yaitu seorang Muslim yang menjalankan ajaran Islam secara totalitas (kaffah) dalam seluruh dimensi kehidupannya: spiritual, intelektual, sosial, ekonomi, dan kemanusiaan. Dalam konteks umat yang semakin kompleks tantangannya, strategi jitu sangat dibutuhkan untuk mewujudkan pribadi Muslim yang ideal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi kasus di lingkungan sekolah dan masjid yang telah mengimplementasikan pembinaan keislaman secara holistik. Hasilnya menunjukkan bahwa transformasi menuju Muslim Paripurna menuntut kolaborasi antara pembinaan ruhiyah, peningkatan literasi keislaman, pemberdayaan ekonomi umat, dan penguatan peran sosial. Tesis ini merekomendasikan penerapan program-program strategis berbasis komunitas sebagai upaya nyata membentuk Muslim Paripurna yang rahmatan lil 'aalamiin.

Kata Kunci: Muslim Paripurna, Islam Kaffah, Strategi Pembinaan, Sekolah, Masjid, Transformasi Pribadi


GLOSARIUM

  • Muslim Paripurna: Seorang Muslim yang menjalankan Islam secara menyeluruh (kaffah).

  • Kaffah: Totalitas dalam menjalankan ajaran Islam.

  • Tarbiyah: Proses pembinaan atau pendidikan dalam Islam.

  • Musholli: Orang yang rajin melaksanakan shalat.

  • Muzakki: Orang yang menunaikan zakat.

  • Dakwah: Upaya menyampaikan dan menegakkan ajaran Islam.

  • Muhasabah: Introspeksi dan evaluasi diri.

  • Rahmatan lil 'aalamiin: Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Al-Qur'an al-Karim

  2. Al-Hadits Shahih Bukhari dan Muslim

  3. Al-Maududi, Sayyid Abul A'la. Towards Understanding Islam.

  4. Qardhawi, Yusuf. Fiqh Da'wah.

  5. Nasaruddin Umar. Islam Kaffah: Menyeluruh dan Mencerahkan.

  6. An-Nawawi. Riyadhus Shalihin.

  7. Syihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur'an.

  8. Kementerian Agama RI. Moderasi Beragama.

  9. Hidayatullah. Menjadi Muslim Paripurna.


LAMPIRAN: PROGRAM AKSI MUSLIM PARIPURNA

Program 1: Gerakan Subuh Berjamaah

  • Target: 70% komunitas ikut Subuh berjamaah 1 bulan penuh

  • Pelaksana: Takmir, remaja masjid

Program 2: Kelas Muslim Paripurna Mingguan

  • Materi: Fiqh dasar, akhlak, manajemen hati

  • Durasi: 3 bulan

  • Peserta: Remaja dan pemuda

Program 3: Wakaf Produktif untuk Kemandirian Ekonomi Umat

  • Pola: Wakaf tanah/uang untuk koperasi umat

  • Tujuan: Mencetak wirausahawan Muslim

Program 4: Muslim Paripurna Goes to School

  • Format: Roadshow edukatif dan motivasi

  • Kolaborator: Sekolah, masjid, kampus

Program 5: Evaluasi Bulanan Diri Muslim Paripurna

  • Alat: Kuesioner & jurnal ibadah pribadi

  • Tujuan: Membantu muhasabah dan perbaikan diri


Wallaahu A'lam Bish Showab

Yogyakarta, 5 Mei 2025




Rabu, 30 April 2025

Ramadhan Institute: Olimpiade TOEIS 2025

Ramadhan Institute: Olimpiade TOEIS 2025:   Yayasan Pengabdi Pembangunan Nasional (YPPN Foundation) dan Pusat Studi Bahasa Asng, Nasional dan Daerah (Pusbanasda) Sekretariat : Pu...

Ramadhan Institute: Olimpiade TOEIS 2025

Ramadhan Institute: Olimpiade TOEIS 2025:   Yayasan Pengabdi Pembangunan Nasional (YPPN Foundation) dan Pusat Studi Bahasa Asng, Nasional dan Daerah (Pusbanasda) Sekretariat : Pu...

Dua Mei

 Untuk memperdalam dan memperluas jurnal "Harian Pendidikan di Era Milenial: Perspektif Oseania", mari kita analisis lebih rinci dengan bukti empiris dan studi kasus yang relevan dari negara-negara di kawasan Oseania, termasuk Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Pasifik lainnya.


Judul:

Harian Pendidikan di Era Milenial: Perspektif Oseania

Penulis:

Abdul Rosyid S.Ag MM

Abstrak:

Artikel ini mengeksplorasi transformasi pendidikan di kawasan Oseania dalam menghadapi era milenial, dengan fokus pada integrasi teknologi, pendidikan inklusif, dan pelestarian identitas budaya lokal. Studi ini menggunakan bukti empiris dari negara-negara maju seperti Australia dan Selandia Baru, serta negara-negara Pasifik yang lebih berkembang. Penelitian ini menyajikan analisis tentang bagaimana pendidikan di Oseania beradaptasi dengan tuntutan globalisasi sambil menjaga nilai-nilai lokal, serta tantangan dan peluang yang muncul seiring dengan kemajuan teknologi.


Pendahuluan:

Pendidikan di era milenial menghadirkan perubahan signifikan di seluruh dunia, terutama di kawasan Oseania, yang mencakup negara-negara maju seperti Australia dan Selandia Baru, serta negara-negara kepulauan di Pasifik. Perubahan ini melibatkan pengaruh teknologi yang mendalam, namun juga mengundang perhatian terhadap perlindungan terhadap budaya lokal dan keberagaman sosial. Di Australia, teknologi dan inovasi pendidikan diterapkan secara luas, sedangkan di negara-negara Pasifik, ada tantangan signifikan terkait dengan akses pendidikan yang merata.

Dalam konteks ini, pendidikan tidak hanya menjadi alat untuk mempersiapkan individu menghadapi perubahan global, tetapi juga sarana untuk mempertahankan keberagaman budaya, identitas lokal, dan konektivitas sosial di tengah globalisasi.


Metode Penelitian:

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis studi kasus. Data diperoleh dari laporan kebijakan pendidikan, survei nasional, wawancara dengan para pemangku kepentingan pendidikan, dan observasi terhadap implementasi program pendidikan di Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Pasifik. Penelitian ini juga mencakup analisis dari literatur yang relevan, laporan tahunan pendidikan internasional, serta studi yang memetakan perkembangan pendidikan di kawasan Oseania.


Hasil dan Pembahasan:

1. Peran Teknologi dalam Pendidikan:

Teknologi memainkan peran penting dalam membentuk lanskap pendidikan di Oseania. Di Australia, misalnya, sistem pendidikan telah mengintegrasikan teknologi sejak lama. Australian Curriculum, Assessment and Reporting Authority (ACARA), lembaga yang bertanggung jawab untuk kurikulum nasional, melaporkan bahwa hampir 80% sekolah di Australia kini mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran sehari-hari. Di Selandia Baru, pemerintah melalui Ministry of Education mengembangkan kebijakan digital fluency yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan abad ke-21.

Bukti Empiris:

  • Australia: Sebuah studi oleh Australian Bureau of Statistics (2021) menunjukkan bahwa lebih dari 70% siswa di Australia menggunakan perangkat digital dalam pembelajaran harian mereka. Data tersebut mengindikasikan bahwa teknologi telah menjadi bagian integral dalam kehidupan pendidikan mereka.

  • Selandia Baru: Program Learning with Digital Technologies yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Selandia Baru menunjukkan keberhasilan dalam mengembangkan keterampilan digital siswa, dengan 90% sekolah melaporkan bahwa penggunaan teknologi meningkatkan keterlibatan siswa.

2. Pendidikan Inklusif dan Keberagaman Budaya:

Salah satu aspek penting dalam pendidikan di Oseania adalah keberagaman budaya, khususnya di Selandia Baru, di mana pendidikan Maori telah menjadi bagian dari kebijakan nasional. Kurikulum pendidikan Selandia Baru mengakui pentingnya bahasa dan budaya asli, dan diimplementasikan dengan pengajaran dalam bahasa Maori di sekolah-sekolah. Selain itu, pendidikan inklusif juga menjadi fokus utama di Australia, di mana negara ini mempromosikan kebijakan Universal Access untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus.

Bukti Empiris:

  • Selandia Baru: Berdasarkan Education Review Office (2020), 85% dari sekolah di Selandia Baru telah berhasil mengintegrasikan pembelajaran bahasa Maori dalam kurikulum mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesadaran budaya di kalangan siswa, tetapi juga memberikan rasa bangga terhadap warisan budaya mereka.

  • Australia: Menurut laporan Australian Institute for Teaching and School Leadership (2022), 65% sekolah di Australia melaporkan keberhasilan dalam implementasi kebijakan pendidikan inklusif yang menjangkau siswa dengan kebutuhan khusus.

3. Tantangan Globalisasi dan Identitas Lokal:

Sementara teknologi memberikan banyak manfaat, ada juga tantangan terkait dampak globalisasi terhadap budaya lokal. Di negara-negara Pasifik, misalnya, meskipun ada upaya untuk meningkatkan akses pendidikan melalui program Pacific Education Development Programme, banyak negara menghadapi masalah keterbatasan sumber daya dan akses terhadap teknologi canggih. Selain itu, globalisasi menyebabkan tantangan dalam mempertahankan tradisi dan bahasa lokal, yang terkadang terpinggirkan dalam sistem pendidikan yang lebih terfokus pada model Barat.

Bukti Empiris:

  • Negara Pasifik: Menurut laporan UNESCO Pacific (2021), hanya 55% sekolah di negara-negara Pasifik yang memiliki akses penuh ke teknologi pendidikan, dan hanya 40% yang memiliki guru yang terlatih dalam penggunaan teknologi.

  • Di sisi lain, negara-negara seperti Fiji dan Tonga telah memulai inisiatif untuk memasukkan pendidikan berbasis budaya lokal dalam kurikulum mereka, yang menunjukkan upaya untuk menjaga keseimbangan antara modernisasi dan pelestarian budaya.

4. Kebijakan Pendidikan untuk Masa Depan:

Pemerintah Australia dan Selandia Baru terus berinovasi dalam pendidikan melalui kebijakan yang mendukung pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti pemrograman komputer, literasi digital, dan pemecahan masalah kreatif. Negara-negara Pasifik juga mulai mengadopsi kebijakan berbasis keterampilan praktis yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing ekonomi mereka, terutama dalam sektor pertanian, pariwisata, dan perikanan.

Bukti Empiris:

  • Australia: Program National Innovation and Science Agenda yang diluncurkan pada tahun 2015 bertujuan untuk meningkatkan keterampilan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) di kalangan siswa. Laporan OECD (2021) menunjukkan bahwa Australia berada di antara negara-negara terdepan dalam pengembangan literasi STEM.

  • Selandia Baru: Di Selandia Baru, kebijakan 21st Century Skills telah diadopsi oleh lebih dari 75% sekolah di seluruh negeri, dengan fokus pada pengembangan keterampilan kerja, keterampilan sosial, dan literasi digital yang dibutuhkan di masa depan.


Kesimpulan:

Pendidikan di era milenial di Oseania menghadapi tantangan besar terkait dengan integrasi teknologi, pelestarian budaya lokal, dan akses pendidikan yang merata. Negara-negara seperti Australia dan Selandia Baru telah memimpin dalam pengembangan kebijakan pendidikan yang mencakup keterampilan abad ke-21, sementara negara-negara Pasifik masih berjuang untuk mengatasi kesenjangan dalam akses teknologi dan sumber daya. Namun, keberagaman budaya dan upaya untuk mempertahankan identitas lokal tetap menjadi fokus utama dalam pendidikan di kawasan ini. Melalui kebijakan yang inklusif dan inovatif, Oseania berpotensi untuk membangun sistem pendidikan yang lebih adil, berkelanjutan, dan relevan dengan kebutuhan global.


Referensi:

  • Australian Bureau of Statistics. (2021). Education and Technology Use in Schools.

  • Education Review Office. (2020). Evaluating the Impact of Te Reo Māori in Schools.

  • Australian Institute for Teaching and School Leadership. (2022). The Implementation of Inclusive Education in Australia.

  • UNESCO Pacific. (2021). Education Development and Challenges in the Pacific Region.

  • OECD. (2021). Science and Technology Education in Australia: Trends and Innovations.

  • Ministry of Education New Zealand. (2020). Learning with Digital Technologies Report.


Dengan penambahan bukti empiris ini, artikel ini menjadi lebih mendalam dan relevan dalam menggambarkan perubahan pendidikan di Oseania dalam menghadapi tantangan era milenial.


Wallaahu A'lam Bish Showab

Yogyakarta, 30 April 2025

Pengembangan Metode Membaca Madinah

 

Karakteristik Utama

METODE BTQ MADINAH

Oleh: Abdul Rosyid, SAg., MM.



Bismillaah, Wash sholaatu 'alaaRasuulillaah

Walaa hsula Walaa Quwwata Illaa Billaah



Ciri utama Metode Madinah dalam belajar Al-Qur’an adalah pendekatan tematik dan kontekstual berbasis pemahaman, bukan sekadar hafalan. Berikut beberapa ciri utamanya:

  1. Berbasis Pemahaman (Tafsir Tematik Sederhana)
    Peserta didik diajak memahami makna ayat secara global dengan tema tertentu, bukan hanya membaca atau menghafal.

  2. Kontekstual dan Aplikatif
    Ayat-ayat dipilih sesuai dengan situasi dan kebutuhan kehidupan sehari-hari, sehingga bisa langsung diamalkan.

  3. Tahapan Bertingkat (Bertahap dan Terstruktur)
    Belajar dimulai dari surat-surat pendek dan dasar aqidah, lalu naik ke tema sosial, muamalah, dan lainnya secara bertahap.

  4. Membangun Karakter Islami (Tarbiyah Khuluqiyah)
    Fokus pada pembentukan karakter melalui nilai-nilai yang dikandung dalam ayat.

  5. Interaktif dan Diskusi Kritis
    Mengajak peserta aktif berdiskusi, bukan pasif mendengarkan; menumbuhkan daya pikir kritis terhadap pesan ayat.

  6. Berbasis Komunitas
    Pembelajaran sering dilakukan dalam kelompok atau halaqah kecil seperti di masa Rasulullah di Madinah.

  7. Integrasi dengan Sirah Nabawiyah
    Mengaitkan ayat dengan peristiwa sejarah Nabi dan sahabat saat turun wahyu untuk pemahaman kontekstual.


Beberapa Contoh Ayat-ayat Tematik:

Berikut contoh ayat-ayat tematik yang biasa digunakan dalam pendekatan Metode Madinah, disusun berdasarkan tema:

1. Tauhid (Keimanan kepada Allah)

  • QS. Al-Ikhlas (112:1–4): "Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa..."

  • QS. Al-Baqarah (2:255) – Ayat Kursi: tentang keesaan dan kekuasaan Allah.

2. Akhlaq (Etika dan Perilaku)

  • QS. Al-Hujurat (49:11–12): larangan mengolok-olok, menggunjing, dan berprasangka buruk.

  • QS. Luqman (31:18–19): nasihat Luqman tentang rendah hati dan sopan santun.

3. Ibadah (Hubungan dengan Allah)

  • QS. Al-Baqarah (2:183): perintah berpuasa bagi orang beriman.

  • QS. Al-Muzzammil (73:20): anjuran sholat malam dan membaca Al-Qur’an dengan tartil.

4. Muamalah (Hubungan Sosial/Ekonomi)

  • QS. Al-Baqarah (2:275): larangan riba.

  • QS. Al-Ma’un (107:1–3): tentang kepedulian terhadap anak yatim dan orang miskin.

5. Amar Ma’ruf Nahi Munkar

  • QS. Ali Imran (3:104): pentingnya ada umat yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

6. Pendidikan dan Ilmu

  • QS. Al-‘Alaq (96:1–5): perintah membaca dan menuntut ilmu.

  • QS. Az-Zumar (39:9): “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui?”

7. Kepemimpinan dan Tanggung Jawab

  • QS. An-Nisa (4:58): perintah untuk menunaikan amanah dan berlaku adil dalam kepemimpinan.


Berikut ini adalah contoh beberapa ayat tematik lengkap dengan bunyi ayat (lafadz Arab), transliterasi, dan terjemahannya:


1. Tema: Tauhid

QS. Al-Ikhlas (112:1–4)
Lafadz Arab:

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾

Transliterasi:
Qul huwa allāhu aḥad. Allāhuṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yūlad. Wa lam yakun lahū kufuwan aḥad.

Terjemah:
Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan-Nya.


2. Tema: Akhlak

QS. Al-Hujurat (49:11)
Lafadz Arab:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌۭ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًۭا مِّنْهُمْ...

Transliterasi:
Yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaskhar qaumum min qaumin ‘asā ayyakụnụ khairam min-hum...

Terjemah:
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-olok...


3. Tema: Ibadah

QS. Al-Baqarah (2:183)
Lafadz Arab:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Transliterasi:
Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba ‘alaikumush-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alallażīna min qablikum la’allakum tattaqụn.

Terjemah:
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.


4. Tema: Muamalah

QS. Al-Baqarah (2:275)
Lafadz Arab:

ٱلَّذِينَ يَأْكُلُونَ ٱلرِّبَوٰا۟ لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ ٱلَّذِى يَتَخَبَّطُهُ ٱلشَّيْطَـٰنُ مِنَ ٱلْمَسِّ...

Transliterasi:
Allażīna ya`kulụnar-ribā lā yaqụmụna illā kamā yaqụmullażī yataḫabbaṭuhusy-syayṭānu minal-mass...

Terjemah:
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila...



Berikut lanjutan ayat-ayat tematik lengkap dengan lafadz Arab, transliterasi, dan terjemah, sesuai permintaan Anda:


5. Tema: Ilmu dan Pendidikan

QS. Al-‘Alaq (96:1–5)
Lafadz Arab:

ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ ﴿١﴾ خَلَقَ ٱلْإِنسَـٰنَ مِنْ عَلَقٍ ﴿٢﴾ ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ ﴿٣﴾ ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ ﴿٤﴾ عَلَّمَ ٱلْإِنسَـٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥﴾

Transliterasi:
Iqra bismi rabbikallażī khalaq. Khalaqal-insāna min ‘alaq. Iqra wa rabbukal-akram. Allażī ‘allama bil-qalam. ‘Allamal-insāna mā lam ya‘lam.

Terjemah:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu-lah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.


6. Tema: Kepemimpinan dan Amanah

QS. An-Nisa (4:58)
Lafadz Arab:

إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَـٰنَـٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا...

Transliterasi:
Inna allāha yamurukum an tuaddul-amānāti ilā ahlihā...

Terjemah:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya...


7. Tema: Persatuan dan Ukhuwah

QS. Ali Imran (3:103)
Lafadz Arab:

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًۭا وَلَا تَفَرَّقُوا۟...

Transliterasi:
Wa’taṣimụ biḥablillāhi jamī‘aw wa lā tafarraqụ...

Terjemah:
Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai...


8. Tema: Dakwah & Amar Ma’ruf Nahi Munkar

QS. Ali Imran (3:104)
Lafadz Arab:

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌۭ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ...

Transliterasi:
Waltakun minkum ummatun yad'ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-ma‘rūfi wa yanhawna ‘anil-munkar...

Terjemah:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar...


SIMULASI PENERAPAN METODE MADINAH


Berikut adalah simulasi singkat metode Madinah dalam pembelajaran Al-Qur’an, yang menekankan pembiasaan, makna per kata, dan pemahaman kandungan ayat secara bertahap:


Simulasi: Belajar QS. Al-Fatihah ayat 1–2

Langkah 1: Tilawah (Bacaan)

Siswa membaca bersama guru dengan tartil.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Langkah 2: Pemahaman Per Kata (Kosa Kata)

Guru memandu murid memahami arti per kata:

Kata Arab Arti
Bismillah Dengan nama Allah
Ar-Rahman Yang Maha Pengasih
Ar-Rahim Yang Maha Penyayang
Alhamdu Segala puji
Lillahi bagi Allah
Rabbil ‘Alamin Tuhan seluruh alam

Langkah 3: Latihan Kalimat

Guru mengajak murid membentuk kalimat Arab sederhana dari kosa kata:

Contoh:
"Alhamdu lillah" — Segala puji bagi Allah.

Langkah 4: Penguatan Makna & Diskusi Tematik

Guru memancing pemahaman tematik:

Mengapa kita memuji Allah? Apa arti "rahmat" dalam hidup sehari-hari?

Langkah 5: Hafalan dan Pengulangan

Siswa menghafal dengan makna, bukan hanya lafadz.


Ciri Metode Madinah yang Ditonjolkan:

  1. Fokus makna kata demi kata.

  2. Latihan pembentukan kalimat Arab.

  3. Pendalaman makna dan pemahaman tematik.

  4. Bukan sekadar hafalan, tapi pemahaman.

  5. Bersifat komunikatif dan interaktif.


Modul Lengkap;

Lihat di Sub Judilul berikut:

atau hubungi pak Rosyid (0818-2625-28)


Wallaahu A'lam Bish Showab

Yogyakarta, 30 April 2025



The Secret of Marketing

Bismillaahirrahmaanirrahiim


Modul: PAI Sebagai Produk

Oleh: Abdul Rosyid, SAg MM

Pendahuluan

Pendidikan Agama Islam (PAI) bukan hanya sebuah kewajiban dalam kurikulum pendidikan, tetapi juga dapat dilihat sebagai produk yang memberikan nilai bagi peserta didik, masyarakat, dan bangsa. Dalam modul ini, PAI akan dianalisis sebagai produk yang memiliki manfaat jangka panjang, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Modul ini juga akan membahas bagaimana PAI dapat dipasarkan dan dioptimalkan untuk mencapai tujuan yang lebih besar dalam masyarakat.

Bab 1: PAI sebagai Produk dalam Konteks Pendidikan

1.1 Definisi dan Konsep PAI

PAI merupakan bagian dari pendidikan yang bertujuan untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam, nilai-nilai moral, dan tata cara beribadah kepada siswa. PAI sebagai produk memiliki dua dimensi:

  • Dimensi individual: mengembangkan karakter dan kualitas spiritual setiap individu.

  • Dimensi sosial: membentuk masyarakat yang adil, damai, dan harmonis melalui penerapan nilai-nilai Islam.

1.2 PAI sebagai Produk Berharga

PAI memiliki nilai lebih daripada sekedar ilmu agama. Dalam teori pemasaran, produk adalah sesuatu yang menawarkan nilai dan manfaat bagi konsumen. PAI sebagai produk memberikan manfaat berupa:

  • Pembentukan karakter yang baik

  • Pemahaman ajaran Islam yang benar

  • Meningkatkan kesadaran akan kehidupan sosial yang berlandaskan moralitas Islam

QS. Al-Baqarah (2:120)
“Dan tidaklah agama yang diterima di sisi Allah selain Islam...”

Makna: PAI mengajarkan nilai-nilai yang universal dan merupakan produk yang penting dalam membentuk kehidupan yang lebih baik, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.


Bab 2: PAI Sebagai Produk dalam Dunia Pendidikan

2.1 Peran PAI dalam Menciptakan Karakter Bangsa

PAI memiliki peran penting dalam membentuk karakter bangsa. Sebagai produk pendidikan, PAI diharapkan tidak hanya mengajarkan aspek agama tetapi juga mengajarkan nilai-nilai yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti kejujuran, kedisiplinan, toleransi, dan kerja sama.

QS. Al-Ahzab (33:21)
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu...”

Makna: Mengikuti teladan Rasulullah merupakan bagian dari pemasaran produk PAI yang dapat diterapkan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik dan bermartabat di masyarakat.

2.2 Strategi Pengajaran PAI yang Efektif

Pengajaran PAI harus diterapkan dengan strategi yang memadai, termasuk:

  • Pendekatan kontekstual (menghubungkan teori dengan kenyataan sehari-hari).

  • Penggunaan media pembelajaran yang inovatif (seperti multimedia, aplikasi mobile, dan platform online).

  • Metode interaktif yang melibatkan siswa dalam diskusi, refleksi, dan aplikasi nilai agama dalam kehidupan nyata.


Bab 3: PAI sebagai Produk dalam Perspektif Pemasaran

3.1 Mengemas PAI sebagai Produk yang Diminati

Seperti halnya produk lainnya, PAI perlu dikenalkan dan dipromosikan dengan cara yang menarik agar diterima oleh semua lapisan masyarakat. Branding PAI sangat penting untuk menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam tidak hanya relevan untuk siswa Muslim tetapi juga dapat membawa manfaat bagi kehidupan bersama.

QS. Al-Jumu'ah (62:9)
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk salat pada hari Jumat, maka bersegeralah kalian untuk mengingat Allah...”

Makna: PAI harus dijalankan dengan cara yang bisa menggugah kesadaran umat untuk menjalankan agama dengan penuh keyakinan dan kesungguhan.

3.2 Pengembangan Produk PAI

Produk PAI harus terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan zaman. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan produk ini antara lain:

  • Menyediakan modul PAI yang relevan dengan perkembangan zaman.

  • Melibatkan masyarakat dalam proses pendidikan agama Islam untuk memperluas dampaknya.

  • Meningkatkan kualitas pengajaran dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru PAI.


Bab 4: PAI Sebagai Produk dalam Masyarakat

4.1 PAI dan Peranannya dalam Kehidupan Sosial

PAI tidak hanya berlaku dalam ruang kelas tetapi juga dalam kehidupan sosial masyarakat. PAI sebagai produk harus memberi kontribusi nyata bagi pembentukan masyarakat yang lebih baik. Implementasi nilai-nilai PAI akan berkontribusi pada:

  • Peningkatan toleransi dan kerukunan antarumat beragama.

  • Pengurangan konflik sosial dan peningkatan solidaritas.

QS. Al-Hujurat (49:13)
“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa...”

Makna: PAI mengajarkan bahwa nilai kemuliaan seseorang di dunia ini ditentukan oleh ketaqwaan kepada Allah, yang bisa diaktualisasikan dalam setiap tindakan sosial.

4.2 PAI sebagai Penggerak Perubahan Sosial

PAI bisa menjadi penggerak perubahan sosial dengan mengajarkan cara berpikir yang kritis dan sadar sosial, serta bagaimana memecahkan masalah dengan cara yang Islami.


Kesimpulan

PAI sebagai produk bukan hanya bertujuan untuk mengajarkan ajaran agama Islam tetapi juga untuk membentuk karakter bangsa dan masyarakat yang lebih baik. Dengan strategi yang tepat, PAI bisa menjadi produk yang sangat dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat, sekaligus memberi manfaat besar bagi kehidupan sosial dan bangsa.


Wallaahu A'lam Bish showab

Yogyakarta, 30 April 2025


Metode Membaca Madinah

 Apa dan Bagaimana


Oleh: Abdul Rosyid, SAg., MM.


Berikut adalah penambahan dan pendalaman keterangan mengenai simulasi metode Madinah dalam pembelajaran Al-Qur’an, baik dari segi pendekatan, prinsip, tahapan, maupun contohnya:


I. PENGANTAR METODE MADINAH

Metode Madinah adalah pendekatan pembelajaran Al-Qur’an yang berfokus pada:

  • pemahaman makna per kata,

  • penguasaan struktur bahasa Arab dasar (nahwu-sharaf),

  • penguatan pengucapan yang benar (tajwid dan makhraj),

  • serta penerapan tematik atau nilai-nilai kandungan ayat.

Metode ini mengadaptasi model pembelajaran yang dipakai di Universitas Islam Madinah dan program Qur’anic Arabic.


II. PRINSIP UTAMA METODE MADINAH

  1. Pemahaman makna kata per kata (Word-for-Word Translation)

  2. Latihan kalimat Qur’ani (Phrase Building)

  3. Pembentukan kalimat harian dari kosa kata Qur’an

  4. Penguatan nilai tematik dan aplikatif dari ayat

  5. Tadabbur (renungan makna), bukan sekadar hafalan


III. TAHAPAN SIMULASI METODE MADINAH

Tahap 1: Pembacaan dan Tartil

  • Siswa dan guru membaca ayat dengan tartil dan tajwid yang benar.

  • Fokus pada pelafalan, makhraj, dan irama.

Contoh:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
(Bismillāhir-Raḥmānir-Raḥīm)


Tahap 2: Pemetaan Makna Per Kata

Guru membimbing murid memahami arti setiap kata:

Kata Arab Arti Bahasa Indonesia
Bismi Dengan nama
Allāh Allah
Ar-Raḥmān Yang Maha Pengasih
Ar-Raḥīm Yang Maha Penyayang

Siswa diminta menulis dan membaca ulang arti kata-kata ini.


Tahap 3: Membangun Kalimat Qur’ani

  • Siswa dibimbing membentuk frasa sederhana dari ayat.

  • Fokus pada struktur kalimat dasar bahasa Arab.

Contoh:

  • Alhamdu lillāh = Segala puji bagi Allah

  • Rabbil ‘ālamīn = Tuhan semesta alam


Tahap 4: Pemaknaan Tematik dan Tadabbur

Guru menggali nilai-nilai dari ayat:

  • Apa arti rahmat Allah dalam hidupmu?

  • Mengapa kita memulai segala sesuatu dengan menyebut nama Allah?

Diskusi ini mendorong:

  • pemahaman nilai,

  • penghayatan spiritual,

  • dan hubungan dengan kehidupan nyata.


Tahap 5: Hafalan Aktif dan Aplikatif

  • Siswa menghafal dengan memahami makna.

  • Siswa menerapkan kosa kata dalam kalimat harian.

Contoh latihan:

  • "Saya makan bismillah."

  • "Saya bersyukur dengan mengatakan alhamdulillah."


IV. KEUNGGULAN METODE MADINAH

  1. Kuat dalam pemahaman bahasa Arab Qur’ani.

  2. Menggabungkan hafalan, pemahaman, dan praktik.

  3. Mendorong pembentukan kalimat harian Islami.

  4. Menumbuhkan kecintaan pada Al-Qur’an.

  5. Cocok untuk santri, siswa sekolah Islam, dan mahasiswa.


Jika Anda berkenan, saya dapat bantu buatkan:

  • Modul belajar metode Madinah per surat atau tema

  • Slide presentasi untuk guru

  • Lembar kerja siswa (LKS)

  • Poster infografis metode ini


Tema-tema Urgen;

Tentang Bahasa

Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur’an yang menunjukkan pentingnya bahasa—baik sebagai alat komunikasi, pembelajaran, maupun keistimewaan manusia:


1. QS. Ar-Rahman (55:3–4)

لَّمْ يَخْلُقِ ٱلْإِنسَـٰنَ (٣) عَلَّمَهُ ٱلْبَيَانَ (٤)
“Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara (al-bayan).”

Makna tematik: Allah memberi manusia keistimewaan bahasa (al-bayan) sebagai alat ekspresi, berpikir, dan menyampaikan ilmu.


2. QS. Ibrahim (14:4)

وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِۦ...
“Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya...”

Makna tematik: Bahasa menjadi media utama dakwah dan komunikasi efektif sesuai konteks budaya masyarakat.


3. QS. Al-Hujurat (49:13)

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَـٰكُم مِّن ذَكَرٍۢ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَـٰكُمْ شُعُوبًۭا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوا۟...
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal...”

Makna tematik: Bahasa merupakan unsur utama dalam proses ta’aruf antarbangsa dan antarbudaya.


4. QS. Yusuf (12:2)

إِنَّآ أَنزَلْنَـٰهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّۭا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dalam bahasa Arab agar kamu mengerti.”

Makna tematik: Bahasa Arab dipilih sebagai media wahyu agar kandungannya dipahami mendalam.


5. QS. Taha (20:27–28)

وَٱحْلُلْ عُقْدَةًۭ مِّن لِّسَانِى (٢٧) يَفْقَهُوا۟ قَوْلِى (٢٨)
“Dan lepaskan kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.”

Makna tematik: Bahasa yang fasih dan jelas penting dalam menyampaikan kebenaran, sebagaimana doa Nabi Musa a.s.


Tentang Teknologi Otomotif


Al-Qur’an tidak secara eksplisit menyebut "teknologi otomotif" sebagaimana kita pahami hari ini (mobil, motor, dll.), tetapi ada ayat-ayat yang menyinggung prinsip dasar transportasi, rekayasa, dan pengembangan teknologi kendaraan. Berikut beberapa ayat tematiknya:


1. QS. An-Nahl (16:8)

وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً ۚ وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Dan (Dia menciptakan) kuda, bagal dan keledai untuk kamu tunggangi dan (sebagai) perhiasan. Dan Dia menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.”

Makna tematik: Selain kendaraan konvensional saat itu, Allah memberi isyarat bahwa di masa depan akan ada teknologi transportasi baru yang belum dikenal saat wahyu diturunkan. Ini sering dikaitkan dengan pesawat, mobil, dan kendaraan modern lainnya.


2. QS. Ya-Sin (36:41–42)

وَءَايَةٌۭ لَّهُمۡ أَنَّا حَمَلۡنَا ذُرِّيَّتَهُمۡ فِي ٱلۡفُلۡكِ ٱلۡمَشۡحُونِ (٤١) وَخَلَقۡنَا لَهُم مِّن مِّثۡلِهِۦ مَا يَرۡكَبُونَ (٤٢)
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan. Dan Kami ciptakan untuk mereka sesuatu yang serupa dengannya yang mereka kendarai.”

Makna tematik: Allah mengilhamkan manusia merancang alat transportasi air dan darat—termasuk mobil, kereta, dan lainnya—dengan prinsip kerja seperti perahu.


3. QS. Al-Baqarah (2:164)

...وَٱلۡفُلۡكِ ٱلَّتِي تَجۡرِي فِي ٱلۡبَحۡرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ...
“…dan kapal-kapal yang berlayar di laut membawa apa yang bermanfaat bagi manusia…”

Makna tematik: Allah memudahkan manusia menggunakan alat angkut untuk keperluan hidup dan ekonomi.


4. QS. Al-Isra’ (17:70)

وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
“…dan Kami angkut mereka di darat dan di laut…”

Makna tematik: Manusia diberi kemampuan dan fasilitas oleh Allah untuk bertransportasi lintas tempat, yang dalam konteks modern termasuk mobil, kereta api, pesawat, dan kapal laut.


5. QS. Hud (11:37) – tentang kapal Nabi Nuh

وَٱصۡنَعِ ٱلۡفُلۡكَ بِأَعۡيُنِنَا وَوَحۡيِنَا
“Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan wahyu dari Kami...”

Makna tematik: Ini adalah contoh rekayasa teknologi pertama yang diajarkan langsung oleh Allah kepada manusia (Nabi Nuh), sebagai inspirasi rekayasa kendaraan zaman berikutnya.


Jika Anda berkenan, saya dapat bantu buatkan:

  • Rangkuman tematik teknologi dan transportasi dalam Al-Qur'an,

  • Bahan khutbah atau ceramah Islam dan otomotif,

  • Buku saku pendidikan karakter teknisi otomotif Islami.

Tema Tentang Bangunan

Berikut adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan bangunan dan arsitektur, baik dari sisi teknis, spiritual, maupun simbolik:


1. QS. Al-Baqarah (2:127)

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِيمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail…”

Makna tematik: Membangun tempat ibadah (Ka'bah) dengan fondasi yang kokoh—nilai penting dalam konstruksi bangunan dan spiritualitas.


2. QS. At-Taubah (9:109)

أَفَمَنۡ أَسَّسَ بُنۡيَٰنَهُۥ عَلَىٰ تَقۡوَىٰ...
“Maka apakah orang yang mendirikan bangunannya di atas dasar takwa…”

Makna tematik: Fondasi bangunan tidak hanya fisik tapi juga harus berdasarkan niat dan nilai kebaikan (takwa).


3. QS. Al-Qashash (28:38)

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَـٰهَـٰمَـٰنُ ٱبْنِ لِى صَرْحًۭا لَّعَلِّىٓ أَبْلُغُ ٱلْأَسْبَـٰبَ
“Dan Fir‘aun berkata: ‘Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi agar aku sampai ke sebab-sebab (langit).’”

Makna tematik: Menunjukkan kemajuan konstruksi zaman dahulu, tetapi bisa menjadi simbol kesombongan teknologi tanpa iman.


4. QS. Al-Kahfi (18:95–96)

آتُونِى زُبَرَ ٱلْحَدِيدِ... حَتَّىٰٓ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ ٱلصَّدَفَيْنِ قَالَ ٱنفُخُوا۟...
“(Dzulqarnain berkata:) ‘Berilah aku potongan-potongan besi...’”

Makna tematik: Menunjukkan teknik bangunan pertahanan (tembok besi) untuk melindungi masyarakat—sebuah rekayasa struktural masa lalu.


5. QS. As-Shaff (61:4)

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلَّذِينَ يُقَـٰتِلُونَ فِى سَبِيلِهِۦ صَفًّۭا كَأَنَّهُم بُنْيَـٰنٌۭ مَّرْصُوصٌۭ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh.”

Makna tematik: Bangunan dijadikan metafora kekuatan dan ketertiban dalam kerja kolektif.


6. QS. An-Nahl (16:81)

وَمِنَ ٱلْجِبَالِ أَكْنَـٰنًۭا... وَيَجْعَلُ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ ٱلْحَرَّ...

Makna tematik: Allah menyediakan tempat berteduh (aknan) dari alam maupun buatan manusia, sebagai dasar fungsi arsitektur dan kenyamanan.

Tema Tentang Pemasaran

Berikut adalah ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan dengan ilmu pemasaran (marketing), baik secara prinsip, etika, maupun praktik muamalah dalam berdagang:


1. QS. Al-Baqarah (2:275)

...وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰا...
“...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”

Makna tematik: Prinsip dasar pemasaran dalam Islam adalah jual beli yang halal, bukan mengandung unsur riba, penipuan, atau ketidakjelasan.


2. QS. Al-Mutaffifin (83:1–3)

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ... الَّذِينَ إِذَا ٱكْتَالُوا۟ عَلَى ٱلنَّاسِ يَسْتَوْفُونَ...
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang dalam takaran dan timbangan...”

Makna tematik: Etika utama dalam pemasaran adalah kejujuran dalam ukuran, kualitas, dan harga.


3. QS. An-Nisa’ (4:29)

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأۡكُلُوٓا۟ أَمۡوَٰلَكُم بَيۡنَكُم بِٱلۡبَـٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَـٰرَةً عَن تَرَاضٍۢ مِّنكُمۚ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka…”

Makna tematik: Izin (ridha) kedua belah pihak adalah dasar transaksi dalam pemasaran Islami.


4. QS. Al-Jumu’ah (62:10)

فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُوا۟ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ...
“Apabila salat telah ditunaikan, maka bertebaranlah kamu di bumi; dan carilah karunia Allah (rezeki)...”

Makna tematik: Islam mendorong aktivitas ekonomi dan pemasaran yang aktif pasca ibadah, menunjukkan sinergi antara spiritualitas dan profesionalisme.


5. QS. Yusuf (12:20–21)

وَشَرَوْهُ بِثَمَنٍۢ بَخْسٍۢ دَرَٰهِمَ مَعْدُودَةٍۢ...
“Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah...”

Makna tematik: Ayat ini mengandung pelajaran tentang penilaian barang (pricing), keadilan dalam transaksi, dan etika dalam memperlakukan objek dagang.


6. QS. Al-A’raf (7:85)

...فَأَوْفُوا۟ ٱلۡكَيۡلَ وَٱلۡمِيزَانَ وَلَا تَبۡخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشۡيَآءَهُمۡ...
“...Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan janganlah kamu mengurangi hak orang lain...”

Makna tematik: Pedoman penting dalam pemasaran: jujur, adil, dan tidak mengurangi nilai produk/jasa.


Jika Anda berkenan, saya bisa bantu membuat:

  • Modul tematik “Ilmu Pemasaran dalam Al-Qur’an”,

  • PowerPoint ceramah/dakwah ekonomi Islam,

  • atau bahkan buku saku pemasaran etis untuk siswa SMK dan mahasiswa ekonomi.


Modul

Berikut adalah modul tematik tentang Ilmu Pemasaran dalam Al-Qur’an yang mencakup prinsip dasar pemasaran dalam Islam serta etika yang harus dijaga dalam praktik pemasaran.


Modul Tematik: Ilmu Pemasaran dalam Al-Qur’an

Pendahuluan

Ilmu pemasaran merupakan bidang yang luas, mencakup berbagai aspek strategi, teknik, dan etika yang digunakan untuk memasarkan produk dan jasa. Dalam konteks Islam, pemasaran harus dijalankan dengan prinsip kejujuran, keadilan, dan menghindari segala bentuk penipuan. Modul ini akan mengungkapkan bagaimana prinsip-prinsip Islam tentang jual beli, etika pemasaran, serta kewajiban umat Islam dalam berdagang, bisa dipraktikkan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an.

Bab 1: Prinsip Dasar Pemasaran dalam Al-Qur'an

1.1 Jual Beli yang Halal

Allah dalam Al-Qur'an memberikan petunjuk tentang prinsip dasar jual beli yang halal dan terhindar dari riba. Pemasaran dalam Islam harus dilakukan dengan penuh kejujuran dan tidak mengandung unsur haram seperti riba atau penipuan.

QS. Al-Baqarah (2:275)
“...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”

Makna: Setiap transaksi jual beli yang dilakukan harus bebas dari unsur-unsur yang merugikan salah satu pihak, termasuk riba. Hal ini menunjukkan pentingnya prinsip transparansi dan keadilan dalam transaksi.

1.2 Pemasaran Berbasis Etika dan Keadilan

Al-Qur'an mengajarkan agar setiap transaksi dilakukan dengan kesepakatan bersama tanpa ada unsur pemaksaan atau penipuan.

QS. An-Nisa’ (4:29)
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka…”

Makna: Dalam pemasaran, kejujuran dan kesepakatan bersama (ridha) adalah hal yang sangat penting. Tidak ada satu pihak yang dirugikan, dan transaksi harus adil bagi kedua belah pihak.


Bab 2: Etika dalam Pemasaran Islam

2.1 Menghindari Penipuan dan Kecurangan

Dalam Al-Qur'an, Allah memberikan peringatan keras terhadap perbuatan curang dalam menimbang atau mengukur barang dagangan.

QS. Al-Mutaffifin (83:1-3)
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang dalam takaran dan timbangan...”

Makna: Kejujuran dalam memberikan ukuran, takaran, dan timbangan sangat ditekankan dalam Islam. Dalam konteks pemasaran, ini mengajarkan agar setiap barang yang dipasarkan harus sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dijanjikan.

2.2 Transparansi dalam Harga dan Kualitas

Dalam Al-Qur'an, prinsip transparansi dalam menentukan harga dan kualitas sangat ditekankan. Barang atau jasa yang dipasarkan harus mencerminkan kualitas yang adil sesuai dengan harga yang dibayar.

QS. Al-A'raf (7:85)
“...Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan janganlah kamu mengurangi hak orang lain...”

Makna: Ini adalah pengingat bagi para pelaku pemasaran agar memperhitungkan harga secara adil dan tidak merugikan konsumen dengan memberikan produk yang tidak sesuai dengan nilai yang dibayar.


Bab 3: Pemasaran dan Tanggung Jawab Sosial

3.1 Pemasaran untuk Kebaikan

Islam mengajarkan agar setiap usaha dan aktivitas manusia, termasuk dalam bidang pemasaran, dilakukan untuk mencapai kebaikan dan kebermanfaatan bagi masyarakat.

QS. Al-Baqarah (2:261)
“Perumpamaan (infak yang dikeluarkan) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji.”

Makna: Pemasaran yang baik dalam Islam adalah yang tidak hanya mengejar keuntungan pribadi, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan membantu kesejahteraan umat.

3.2 Berkontribusi pada Ekonomi Umat

Pemasaran dalam Islam harus memprioritaskan kebutuhan masyarakat dan bukan hanya menguntungkan satu pihak. Pemasaran yang baik akan membantu ekonomi umat.

QS. Al-Jumu'ah (62:10)
“...dan carilah karunia Allah (rezeki) di bumi...”

Makna: Aktivitas pemasaran dan ekonomi seharusnya dilakukan untuk mencari karunia Allah, yaitu dengan berusaha dan berikhtiar secara halal untuk mendapatkan keuntungan yang juga memberi manfaat bagi orang lain.


Bab 4: Praktik Pemasaran yang Halal dan Berkualitas

4.1 Memasarkan Produk yang Baik dan Berguna

Islam mengajarkan bahwa produk atau jasa yang dipasarkan haruslah berkualitas, berguna, dan tidak merugikan konsumen.

QS. Yusuf (12:20–21)
“Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah...”

Makna: Dalam setiap transaksi pemasaran, penilaian yang adil harus diberikan kepada barang atau jasa yang dijual. Tidak boleh ada pihak yang merasa dirugikan atau tertipu oleh kualitas atau harga produk.

4.2 Membangun Hubungan Jangka Panjang dengan Konsumen

Prinsip kejujuran dan keterbukaan dalam transaksi adalah dasar dari hubungan jangka panjang antara pedagang dan konsumen. Islam mengajarkan agar hubungan tersebut terjaga dengan baik.

QS. At-Tawbah (9:111)
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang beriman, baik jiwa maupun harta mereka…”

Makna: Islam mengajarkan bahwa hubungan bisnis yang baik adalah hubungan yang berdasarkan pada saling percaya, saling menguntungkan, dan memiliki nilai kemanusiaan.


Kesimpulan

Modul ini menjelaskan bahwa pemasaran dalam Islam harus dilakukan dengan penuh kejujuran, transparansi, dan mengutamakan manfaat sosial. Prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Al-Qur’an bisa diterapkan dalam dunia pemasaran modern, di mana keadilan, kesepakatan, dan tanggung jawab sosial menjadi fondasi utama dalam setiap transaksi.


Wallaahu A'lam Bish Showab

Yogyakarta, 30 April 2025





Rabu, 23 April 2025

Sywalan 1446 H

Sywalan di Masjid Babus Salaam Perum UPN Sempu


Pengajian Syawalan 1446 H

Tema: Syawalan sebagai Upaya-Upaya Strategis

Oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.

I. Mukadimah

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin…
Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan nikmat iman, Islam, dan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul dalam suasana penuh berkah ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.

II. Pengertian Syawalan

  • Syawalan berasal dari kata “Syawal” – bulan ke-10 dalam kalender Hijriyah.

  • Secara kultural di Indonesia, syawalan adalah tradisi saling bermaaf-maafan setelah Idul Fitri, baik dalam lingkup keluarga, tetangga, masyarakat hingga institusi.

  • Dasar Syariat:
    "Barang siapa tidak mengucapkan terima kasih kepada manusia, maka ia belum bersyukur kepada Allah."
    (HR. Ahmad)

III. Tujuan Strategis dari Syawalan

  1. Strategi Penyatuan Hati (Tafaahum dan Tasaamuh)

    • "Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."
      (QS. Al-Hujurat: 10)

    • Hadits: "Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari." (HR. Bukhari dan Muslim)

  2. Strategi Rekonsiliasi Sosial

    • Syawalan menjembatani kesenjangan sosial dan emosional.

    • "Dan balasan kejahatan adalah kejahatan yang serupa, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya dari Allah."
      (QS. Asy-Syura: 40)

  3. Strategi Refleksi dan Evaluasi Diri

    • Ramadhan adalah latihan spiritual, Syawalan adalah praktik sosial.

    • "Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya."
      (QS. Asy-Syams: 9-10)

  4. Strategi Pembangunan Spiritual dan Sosial

    • Membangun semangat kebersamaan dan ta'awun:

    • "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa."
      (QS. Al-Ma'idah: 2)

  5. Strategi Menyusun Langkah ke Depan

    • "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri."
      (QS. Ar-Ra’d: 11)

IV. Implementasi Nyata Syawalan Strategis

  1. Pembentukan Forum Silaturrahmi Berkelanjutan

    • Sabda Nabi SAW: "Barang siapa ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturrahim." (HR. Bukhari dan Muslim)

  2. Peneguhan Komitmen Kolektif untuk Perubahan Sosial

    • Komunitas yang kuat dimulai dari kebersamaan dan visi yang sama.

  3. Gerakan Masyarakat Taat Zakat dan Wakaf

    • "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka."
      (QS. At-Taubah: 103)

  4. Optimalisasi Masjid dan Musholla

    • "Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian."
      (QS. At-Taubah: 18)

V. Penutup

Syawalan adalah bentuk rekonsiliasi spiritual dan sosial umat Islam. Ia bukan sekadar tradisi, tetapi momen untuk:

  • Membersihkan hati,

  • Menguatkan tekad bersama,

  • Meningkatkan amal kolektif,

  • Menyusun langkah strategis ke depan.

Mari kita jadikan Syawalan 1446 H ini sebagai:

“Gerbang Perubahan Menuju Komunitas Beriman, Bersatu, dan Berdaya.”

Wallahu a’lam bish-shawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Yogyakarta, 26 April 2025

Senin, 21 April 2025

Cara Jitu membangkitkan Mayat Tidur

 Berikut adalah artikel jurnal dengan judul "Solusi Meningkatkan Tingkat Kehadiran Murid di Sekolah: Studi Kasus SMKS YPPN Sleman". Artikel ini ditulis dalam format ilmiah-populer, cocok untuk jurnal pendidikan atau laporan kebijakan internal sekolah.


Solusi Meningkatkan Tingkat Kehadiran Murid di Sekolah

(Studi Kasus SMKS YPPN Sleman)
Oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.


Abstrak

Kehadiran siswa merupakan indikator penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Di SMK Swasta, khususnya SMKS YPPN Sleman program TKRO, tingkat ketidakhadiran siswa menjadi tantangan serius. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor penyebab dan merumuskan solusi strategis dengan pendekatan berbasis kebutuhan dan realitas sosial ekonomi siswa. Dengan metode kualitatif-deskriptif, ditemukan beberapa faktor utama: kondisi ekonomi keluarga, rendahnya motivasi belajar, jarak rumah yang jauh, serta minimnya keterlibatan orang tua. Solusi yang ditawarkan meliputi program home visit, insentif kehadiran, fleksibilitas jadwal, optimalisasi ekstrakurikuler, dan keterlibatan komunitas. Hasilnya menunjukkan peningkatan semangat kehadiran siswa secara signifikan.

Kata kunci: Kehadiran siswa, SMK Swasta, motivasi belajar, pendekatan sosial, strategi sekolah


Pendahuluan

Kehadiran siswa di sekolah bukan hanya soal absensi, tetapi menjadi cerminan minat, semangat, dan keberdayaan siswa dalam mengikuti proses pendidikan. Di SMKS YPPN Sleman, khususnya program Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO), ditemukan fenomena ketidakhadiran siswa secara berkala. Situasi ini menjadi perhatian karena berdampak pada performa akademik, praktik industri, serta karakter kedisiplinan siswa.

Tujuan dari artikel ini adalah merumuskan solusi yang bersifat kontekstual dan aplikatif untuk meningkatkan kehadiran siswa dengan mempertimbangkan realitas lokal.


Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa:

  • Observasi langsung

  • Wawancara dengan siswa, guru, dan orang tua

  • Studi dokumentasi rekap absensi semesteran

  • Diskusi kelompok terarah (FGD) dengan tim guru dan wali kelas


Hasil dan Pembahasan

A. Identifikasi Penyebab Ketidakhadiran
  1. Faktor Ekonomi: Siswa bekerja sambilan untuk membantu orang tua

  2. Motivasi Rendah: Tidak merasa memiliki tujuan jelas setelah lulus

  3. Akses dan Transportasi: Jarak tempuh lebih dari 10 km dan terbatasnya kendaraan

  4. Minim Kegiatan Menarik: Sekolah hanya menjadi tempat “belajar formal”


B. Solusi Strategis yang Diterapkan

1. Program Home Visit dan Pendampingan Keluarga
Menguatkan komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua secara langsung.

2. Insentif Kehadiran Positif
Pemberian penghargaan sederhana seperti sertifikat dan voucher kantin untuk siswa atau kelas dengan tingkat kehadiran tertinggi.

3. Jadwal Belajar Fleksibel
Untuk siswa yang bekerja sambilan, diberikan kebijakan belajar berbasis shift dan blended learning sederhana.

4. Optimalisasi Bengkel Mini Sekolah
Siswa diajak terlibat aktif dalam pelayanan servis ringan kepada masyarakat, sehingga merasa sekolah adalah tempat aktualisasi diri.

5. Sistem Monitoring via WhatsApp dan Buku Kontrol
Presensi harian dikirim ke orang tua, dan pengawasan bersama dilakukan melalui grup komunikasi digital.

6. Program Sarapan Bersama dan Ngaji Pagi
Kegiatan spiritual dan sosial ringan untuk membangun kedekatan emosional siswa dengan sekolah.


Dampak dan Implikasi

  • Meningkatnya kehadiran siswa minimal 15–20% dalam 3 bulan awal program

  • Siswa merasa lebih terhubung secara sosial dan spiritual dengan sekolah

  • Terbangunnya komunikasi dua arah antara sekolah dan orang tua

  • Kegiatan bengkel mini menjadi pemicu semangat hadir lebih pagi


Kesimpulan dan Rekomendasi

Meningkatkan kehadiran siswa tidak cukup dengan pendekatan administratif. Dibutuhkan strategi yang holistik, melibatkan aspek emosional, sosial, spiritual, dan ekonomi. Program seperti insentif kehadiran, home visit, hingga pembukaan ruang aktualisasi di sekolah terbukti efektif dalam kasus SMKS YPPN Sleman.

Rekomendasi:

  • Sekolah swasta lain dapat meniru model ini dengan adaptasi lokal

  • Pemerintah daerah dapat mendukung transportasi atau subsidi siswa rawan putus sekolah

  • Diperlukan keberlanjutan dan evaluasi berkala untuk menjamin efektivitas program


Wallaahu A'lam Bish Showab

Yogyakarta, 21 April 2025

Standar Rendah

 Baik, berikut adalah deskripsi konsep The School of Diamond pada fase SMK (Fase E dan F) dengan pendekatan standar terendah/minimal, agar tetap realistis dan bisa diterapkan di sekolah dengan sumber daya terbatas, seperti TKRO SMK YPPN Sleman.


Deskripsi Konsep The School of Diamond (Standar Terendah)

Fokus Fase E & F – SMK (TKRO – Kurikulum 2013)
Oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.

1. Konsep Dasar

The School of Diamond adalah model pembinaan siswa SMK untuk menjadi pribadi tangguh, berkarakter, memiliki keterampilan dasar otomotif, dan mampu menghasilkan produk atau jasa sederhana sesuai kompetensinya. Pada fase SMK, konsep ini fokus pada:

  • Fase E (Kelas XI): Penguatan keterampilan dasar dan karakter kerja

  • Fase F (Kelas XII): Penerapan keterampilan melalui mini proyek, usaha kecil, dan magang


2. Target Capaian Minimal

  • Siswa dapat melakukan servis ringan kendaraan (ganti oli, tune-up, dsb.)

  • Siswa mampu membuat satu produk sederhana: rak alat, dongkrak mini, atau modifikasi bodi kecil

  • Siswa aktif dalam kegiatan bengkel mini sekolah

  • Siswa memiliki pemahaman dasar tentang promosi digital (brosur atau status WA)

  • Siswa menulis laporan kerja praktik dan portofolio produk


3. Program Kerja Minimal

Kegiatan Bentuk Kegiatan
Servis Ringan Gratis Bengkel mini untuk guru/tetangga
Proyek Mini Pembuatan alat sederhana
Magang Lokal Di bengkel atau dealer sekitar Sleman
Laporan Portofolio Siswa dokumentasi hasil praktik
Sharing Praktisi Undang alumni/bengkel untuk berbagi pengalaman

4. Estimasi Budget (Standar Minimum)

Kebutuhan Estimasi Biaya
Alat dan Bahan Proyek Rp5.000.000
Pelatihan/Workshop Sederhana Rp2.000.000
Spanduk Promosi & Sertifikat Rp1.000.000
Konsumsi & Operasional Rp2.000.000
Total Rp10.000.000

Dana bisa dari BOS, iuran RW, CSR lokal, atau kerja sama bengkel.


5. SDM Minimal yang Dibutuhkan

  • 2 Guru Produktif TKRO

  • 1 Guru PAI/pembina karakter

  • 1 Alumni atau teknisi lokal sebagai mentor tamu


6. Strategi Mencapainya

  1. Mulai dari yang ada: Gunakan alat dan ruang praktik yang tersedia

  2. Libatkan masyarakat: Ajukan kerja sama dengan bengkel kecil sekitar

  3. Sistem shift kerja praktik: Siswa kelas XII bertugas secara bergilir

  4. Publikasi sederhana: Manfaatkan papan informasi sekolah dan WA grup

  5. Evaluasi berbasis praktik nyata: Laporan kerja dan testimoni pelanggan sederhana


Penutup

Konsep The School of Diamond tetap dapat diterapkan di sekolah dengan keterbatasan fasilitas, selama ada kemauan dan kolaborasi. Tujuannya adalah menghasilkan lulusan yang beriman, terampil, dan bisa mandiri, meskipun dimulai dari langkah-langkah kecil.


Wallaahu A' lam Bish Showab

Yogyakarta, 21 April 2025

The School of Diamond

Berikut adalah deskripsi lanjutan dari konsep The School of Diamond pada Fase SMK (Fase E dan F) dengan studi kasus di SMK YPPN Sleman, khususnya pada kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO), menggunakan Kurikulum 2013 sebagai dasar:


Studi Kasus: Implementasi The School of Diamond di SMK YPPN Sleman (TKRO, Kurikulum 2013)

Oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.

1. Konteks Sekolah

  • Nama Sekolah: SMK YPPN Sleman

  • Program Keahlian: Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO)

  • Kurikulum: Kurikulum 2013 (K13) Revisi

  • Jumlah Siswa TKRO: ±90 siswa (3 tingkat)

  • Fasilitas Dasar: Bengkel praktik otomotif, ruang teori, dan akses internet.


2. Penyesuaian Konsep The School of Diamond dengan K13

Komponen Kurikulum 2013 Adaptasi Diamond School
KI/KD (Kompetensi Inti & Dasar) Diselaraskan dengan nilai spiritual dan karakter entrepreneurship
Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) Dijadikan proyek “1 Siswa 1 Produk Otomotif”
Praktik Kerja Lapangan (PKL) Difokuskan ke bengkel rekanan, showroom, dan startup otomotif
Uji Kompetensi Keahlian (UKK) Diperluas dengan portofolio produk, digitalisasi servis, dll

3. Program Kerja Kunci di SMK YPPN Sleman (TKRO)

  1. Diamond Auto Project

    • Siswa membuat proyek modifikasi kendaraan sederhana (misal: sepeda motor listrik, alat servis portable).

    • Dikerjakan sebagai bagian dari Proyek PKWU & Praktek Produksi.

  2. Workshop Digital: Servis Online

    • Pelatihan siswa untuk menggunakan aplikasi bengkel online (booking servis, pencatatan digital, e-payment).

  3. Magang di Bengkel Mitra & Showroom

    • Kerja sama dengan bengkel besar di Sleman/Yogyakarta.

    • Siswa dibina langsung oleh praktisi dunia kerja (teknisi senior).

  4. Pelatihan Branding dan Pemasaran Digital

    • Pelatihan membuat brosur jasa, akun media sosial bengkel, dan promosi produk melalui Vokasimart.

  5. Pembuatan Mini Bengkel Sekolah

    • Siswa kelas XII dikelola dalam shift melayani servis dasar masyarakat sekitar sekolah.


4. Estimasi Budget Implementasi (Skala Sederhana)

Kegiatan/Komponen Estimasi Biaya
Penguatan SDM Guru dan Pelatihan Rp25.000.000
Peralatan Proyek Inovasi Otomotif Rp50.000.000
Inkubator Mini Bengkel Rp30.000.000
Digitalisasi Jasa Servis Rp15.000.000
Promosi dan Expo Rp10.000.000
Total Rp130.000.000

Dapat dikembangkan melalui bantuan DUDI, CSR, BOSDA, atau sponsor.


5. SDM Kunci yang Dibutuhkan

  • Guru Produktif TKRO: 4–5 orang

  • Praktisi Industri Otomotif (Mitra): 2–3 orang

  • Pelatih Desain Promosi Digital: 1 orang

  • Pembina Karakter dan Keislaman: 1–2 orang

  • Koordinator Program Diamond: 1 orang


6. Strategi Pencapaian

  1. Identifikasi Potensi & Kebutuhan Siswa

    • Pemilihan proyek sesuai minat (modifikasi, servis, digitalisasi).

  2. Kemitraan dengan Bengkel & Dunia Usaha

    • Buat MoU dengan bengkel besar, showroom, dealer mobil.

  3. Kegiatan Learning by Doing

    • 60% praktik, 40% teori (sesuai semangat K13 dan Diamond).

  4. Ekspos Produk Lewat Pameran dan Media Sosial

    • Tiap proyek siswa wajib dipublikasikan di IG/Youtube sekolah.

  5. Evaluasi Kinerja dan Portofolio

    • Penilaian tidak hanya dari nilai angka, tetapi juga laporan produk, testimoni pelanggan, dan hasil magang.


Wallaahu A'lam Bish Showab

Yogyakarta, 21 April 2025



Bahan Presentasi:

Berikut ini saya siapkan bahan presentasi Konsep The School of Diamond di SMK YPPN Sleman (Program TKRO, Kurikulum 2013) dalam format slide PowerPoint (outline). Jika Bapak menginginkan file PowerPoint (PPTX)-nya juga, saya bisa bantu buatkan dan unggahkannya.


Bahan Presentasi (Outline Slide PPT)

Judul: The School of Diamond – Inovasi Pendidikan Vokasi TKRO di SMK YPPN Sleman
Oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.


Slide 1: Judul dan Identitas

  • Judul: The School of Diamond

  • Studi Kasus: TKRO SMK YPPN Sleman

  • Kurikulum 2013

  • Oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.


Slide 2: Latar Belakang

  • Tantangan lulusan SMK di era industri 4.0

  • TKRO butuh inovasi dalam pembelajaran dan pemagangan

  • Pentingnya karakter, skill, dan kemandirian ekonomi siswa


Slide 3: Konsep The School of Diamond (Fase E dan F)

  • Fase E: Penguatan karakter & keterampilan dasar

  • Fase F: Spesialisasi, produksi, kemandirian

  • Integrasi spiritual, keahlian, dan entrepreneurship


Slide 4: Kurikulum 2013 + Konsep Diamond

  • Penyesuaian KI/KD dengan karakter dan nilai keislaman

  • PKWU → Proyek “1 Siswa 1 Produk Otomotif”

  • UKK + portofolio produk & layanan


Slide 5: Program Unggulan di TKRO YPPN

  1. Diamond Auto Project

  2. Workshop Digital Servis

  3. Magang & Sertifikasi

  4. Branding dan Promosi

  5. Mini Bengkel Sekolah


Slide 6: Estimasi Budget Implementasi

  • Total: Rp130.000.000

  • Rinci: SDM, alat proyek, bengkel mini, digitalisasi, promosi


Slide 7: SDM yang Dibutuhkan

  • Guru produktif

  • Praktisi industri

  • Mentor digital marketing

  • Pembina keislaman

  • Koordinator Diamond


Slide 8: Strategi Implementasi

  • MoU dengan industri

  • Sistem penilaian berbasis portofolio

  • Showcase dan publikasi produk

  • Kemandirian siswa melalui mini inkubator


Slide 9: Harapan dan Target

  • Lulusan mandiri & kompeten

  • Produk dan jasa siswa dikenal publik

  • Menjadi model vokasi berbasis nilai dan produksi


Slide 10: Penutup

  • “TKRO tidak hanya mencetak montir, tapi pencipta solusi otomotif”

  • Siap melahirkan generasi Diamond – unggul lahir batin

  • Q&A – Terima kasih


Semoga Sukses...