Jurnal Ilmiah Reflektif
Efektivitas Ormas sebagai Sarana Dakwah di Era Digital dan Society 5.0: Sebuah Refleksi pada Usia 80 Tahun Kemerdekaan RI
Oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.
Dosen PAI Politeknik LPP Yogyakarta
Tahun: 2025/2026
Abstrak
Refleksi menuju usia ke-80 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia menghadirkan momentum penting untuk menilai kembali efektivitas organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam sebagai sarana dakwah. Di tengah derasnya arus digitalisasi dan memasuki era Society 5.0, ormas dituntut bukan hanya menjadi wadah sosial-keagamaan, tetapi juga motor penggerak transformasi spiritual berbasis teknologi. Tulisan ini menelaah bagaimana peran, strategi, dan relevansi ormas Islam dalam mengoptimalkan dakwah di ruang digital dengan tetap menjaga ruh keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan.
Pendahuluan
Sejak awal kemerdekaan, ormas Islam seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan berbagai lembaga keislaman lainnya telah memainkan peranan vital dalam pembangunan karakter bangsa. Namun, memasuki era digital dan Society 5.0, paradigma dakwah mengalami pergeseran signifikan: dari ruang fisik menuju ruang maya (cyber space). Dakwah kini bukan sekadar ceramah dan tabligh, melainkan juga strategi komunikasi digital, literasi keislaman, dan pembentukan digital community of faith.
Usia 80 tahun kemerdekaan Indonesia menjadi simbol kedewasaan bangsa yang kini menghadapi tantangan baru: menjaga nilai-nilai keislaman di tengah derasnya informasi, arus globalisasi, dan ideologi transnasional.
Tinjauan Pustaka dan Kerangka Konseptual
-
Dakwah dan Ormas
Dakwah adalah ajakan menuju kebaikan yang disampaikan melalui berbagai media. Ormas merupakan instrumen sosial yang menyalurkan aspirasi keagamaan dan kemasyarakatan secara kolektif. -
Era Digital dan Society 5.0
Konsep Society 5.0 berasal dari Jepang, menggambarkan masyarakat super cerdas yang memadukan dunia nyata dan dunia digital. Dalam konteks dakwah, hal ini berarti penyebaran nilai Islam melalui kecerdasan buatan, big data, media sosial, dan smart systems. -
Efektivitas Dakwah Ormas
Efektivitas dakwah ormas diukur melalui kemampuan adaptasi, inovasi teknologi, dan konsistensi penyampaian pesan moral yang rahmatan lil ‘alamin.
Pembahasan
1. Transformasi Peran Ormas di Era Digital
Ormas tidak lagi cukup bergerak dalam kegiatan tradisional seperti pengajian atau bakti sosial. Dakwah digital melalui YouTube, Instagram, TikTok, dan podcast menjadi jembatan efektif antara ulama dan umat.
Banyak ormas telah mengembangkan e-learning dakwah, kanal dakwah digital, hingga cyber fatwa untuk menjawab persoalan kekinian.
2. Sinergi Ormas dan Pemerintah
Pemerintah membutuhkan ormas sebagai mitra strategis dalam pembinaan moral dan literasi digital umat. Kolaborasi antara Kementerian Agama, Kominfo, dan ormas Islam dapat menciptakan ekosistem dakwah moderat digital yang berakar pada nilai Pancasila dan Islam wasathiyah.
3. Tantangan: Fitnah Digital dan Polarisasi Umat
Dunia digital membuka ruang luas bagi penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan fitnah berbasis agama. Inilah tantangan bagi ormas untuk tampil sebagai penjernih, bukan penyulut konflik.
Dakwah yang beretika, berbasis ilmu, dan terverifikasi menjadi kunci efektivitasnya.
4. Strategi Dakwah Ormas di Society 5.0
- Membangun content creator dakwah di bawah naungan lembaga resmi.
- Mengintegrasikan nilai Islam dalam teknologi pendidikan dan ekonomi digital umat.
- Memanfaatkan big data dakwah untuk memetakan kebutuhan spiritual masyarakat.
- Mengembangkan AI Dakwah Assistant berbasis nilai-nilai Qur’ani.
5. Refleksi 80 Tahun Kemerdekaan: Ormas dan Cita-Cita Nasional
Dakwah ormas di era digital bukan hanya bentuk ibadah, tetapi juga kontribusi terhadap tujuan nasional: mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan masyarakat adil makmur.
Jika ormas mampu menjadi pelopor dakwah produktif dan profesional, maka semangat “merdeka” akan bermakna lebih luas: kemerdekaan berpikir, berakhlak, dan berteknologi.
Kesimpulan
Efektivitas ormas sebagai sarana dakwah di era digital dan Society 5.0 sangat bergantung pada kemampuan adaptasi terhadap perubahan zaman tanpa kehilangan esensi spiritualitas Islam.
Refleksi 80 tahun kemerdekaan menegaskan pentingnya dakwah yang cerdas, santun, dan kolaboratif agar Islam benar-benar menjadi rahmat bagi seluruh alam — dalam dunia nyata maupun maya.
Rekomendasi
- Pemerintah perlu memberikan pelatihan literasi digital bagi aktivis ormas.
- Ormas hendaknya membuat pusat riset dakwah digital.
- Perguruan tinggi Islam dapat menjadi mitra ormas dalam pengembangan AI Dakwah.
- Umat perlu didorong untuk menjadi digital da’i yang beretika dan berkompeten.
Daftar Pustaka
- Al-Qur’an al-Karim.
- Kementerian Kominfo RI. (2024). Peta Jalan Transformasi Digital Nasional 2024–2030.
- Kemenag RI. (2023). Dakwah Moderat di Era Digital.
- Fukuyama, M. (2018). Society 5.0: Human-Centered Future Society. Tokyo: Keidanren.
- Rosyid, A. (2025). Paradigma Baru Komunitas di Era Digital. Yogyakarta: Politeknik LPP Press.