Rabu, 12 Februari 2025

1US$: IDR 1000

 

Menggapai Nilai Rupiah US$ = Rp. 1.000 Melalui Peningkatan Nilai Intangible Asset di Indonesia

Makalah PAI Terapan

Oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.


ABSTRAK

Makalah ini mengkaji strategi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga mencapai Rp 1.000 per US$ melalui peningkatan nilai aset tak berwujud (intangible assets). Aset tak berwujud mencakup kepercayaan (trust), reputasi bangsa, inovasi teknologi, hak kekayaan intelektual (HKI), serta nilai-nilai spiritual dan sosial yang menopang ekonomi suatu negara.

Dalam perspektif ekonomi Islam dan Pendidikan Agama Islam Terapan (PAI Terapan), faktor-faktor seperti etos kerja Islami, transparansi dalam bisnis, dan optimalisasi zakat serta wakaf produktif dapat menjadi daya ungkit ekonomi nasional. Makalah ini menawarkan pendekatan komprehensif berbasis moral, intelektual, dan sosial untuk memperkuat nilai rupiah melalui pengembangan intangible assets sebagai instrumen utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.


PENDAHULUAN

Kurs rupiah yang lemah terhadap dolar AS sering dikaitkan dengan defisit neraca perdagangan, utang luar negeri, serta kurangnya investasi asing. Namun, di era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy), kekuatan ekonomi suatu negara tidak hanya diukur dari sumber daya alam dan industri manufaktur, tetapi juga dari nilai intangible assets yang dimiliki.

Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan telah membuktikan bahwa intangible assets seperti inovasi teknologi, ekosistem bisnis berbasis kepercayaan, dan kualitas sumber daya manusia yang unggul mampu meningkatkan daya saing ekonomi mereka secara global.

Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia memiliki potensi besar untuk memperkuat ekonominya dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pengembangan intangible assets. Jika dikelola dengan optimal, ekonomi berbasis syariah dapat menjadi faktor utama dalam stabilisasi nilai rupiah.


PEMBAHASAN

1. Konsep Intangible Asset dalam Perspektif Islam

Dalam Islam, konsep aset tak berwujud sudah dikenal sejak zaman Rasulullah ﷺ. Faktor-faktor seperti kepercayaan (amanah), kredibilitas (shiddiq), dan transparansi (tabligh) merupakan bagian dari prinsip ekonomi Islam yang dapat meningkatkan daya saing suatu bangsa.

Beberapa intangible assets yang relevan dalam ekonomi Islam meliputi:

  • Kepercayaan (Trust): Stabilitas sosial dan ekonomi bergantung pada kepercayaan masyarakat terhadap sistem pemerintahan, lembaga keuangan, dan dunia usaha. Negara-negara dengan kepercayaan tinggi terhadap sistem ekonominya cenderung menarik lebih banyak investasi.
  • Reputasi dan Branding Bangsa: Citra positif suatu negara sebagai pusat industri halal, pariwisata syariah, dan ekonomi berbasis nilai Islam dapat meningkatkan arus investasi asing dan ekspor.
  • Inovasi dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI): Negara yang unggul dalam inovasi teknologi dan memiliki ekosistem riset yang baik cenderung memiliki daya saing lebih tinggi. Indonesia harus mendorong pertumbuhan sektor berbasis HKI seperti industri kreatif dan teknologi finansial berbasis syariah.
  • Pendidikan dan SDM Berkualitas: Membangun generasi unggul yang berorientasi pada riset, inovasi, dan pengembangan ekonomi syariah akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

2. Faktor Kunci Penguatan Nilai Rupiah melalui Intangible Asset

Untuk mewujudkan target Rp 1.000 per US$, diperlukan strategi komprehensif yang melibatkan berbagai sektor:

a. Penguatan Pendidikan dan SDM Berbasis Keislaman

  • Kurikulum pendidikan harus diarahkan pada pengembangan kreativitas, inovasi, dan karakter Islami.
  • Perguruan tinggi Islam dan sekolah vokasi perlu mendorong riset dan pengembangan teknologi berbasis syariah.
  • Literasi digital dan ekonomi syariah harus diperkuat agar masyarakat dapat beradaptasi dengan tren ekonomi global.

b. Optimalisasi Ekonomi Digital Berbasis Syariah

  • Indonesia harus membangun ekosistem digital syariah yang mencakup perbankan syariah, e-commerce halal, dan investasi berbasis wakaf produktif.
  • Sistem pembayaran berbasis blockchain syariah dapat meningkatkan transparansi dan kepercayaan dalam transaksi ekonomi.

c. Penguatan Zakat dan Wakaf Produktif

  • Dana zakat dan wakaf dapat dikelola sebagai modal investasi untuk proyek-proyek ekonomi produktif seperti agribisnis, industri halal, dan start-up berbasis syariah.
  • Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan lembaga keuangan syariah harus bersinergi untuk mengelola dana umat secara lebih efektif.

d. Kebijakan Ekonomi Nasional yang Berorientasi pada Intangible Asset

  • Pemerintah perlu memberikan insentif kepada perusahaan yang berinvestasi dalam HKI dan inovasi berbasis syariah.
  • Perluasan pasar ekspor untuk produk halal dan industri kreatif Indonesia guna meningkatkan devisa negara.
  • Regulasi yang mendukung lingkungan bisnis berbasis nilai Islam, seperti pajak rendah untuk usaha yang menerapkan prinsip ekonomi syariah.

3. Implementasi dalam PAI Terapan

Pendidikan Agama Islam Terapan (PAI Terapan) memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya ekonomi berbasis intangible assets. Beberapa langkah konkret yang dapat diterapkan dalam PAI Terapan meliputi:

  1. Integrasi Konsep Ekonomi Islam dalam Kurikulum Pendidikan: Mengajarkan bagaimana intangible assets seperti kepercayaan, etos kerja Islami, dan HKI dapat memperkuat perekonomian nasional.
  2. Mendorong Inovasi dan Riset Berbasis Syariah: Institusi pendidikan Islam harus menjadi pusat riset dan pengembangan ekonomi digital syariah.
  3. Pemberdayaan Masyarakat melalui Masjid dan Musholla: Masjid dapat menjadi pusat literasi ekonomi syariah dan pemberdayaan ekonomi berbasis wakaf produktif.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Penguatan nilai rupiah hingga mencapai Rp 1.000 per US$ dapat dicapai dengan mengoptimalkan intangible assets sebagai modal utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Nilai-nilai Islam seperti kepercayaan, reputasi, inovasi, dan pendidikan berbasis moral memiliki potensi besar dalam meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di pasar global.

Sebagai rekomendasi, diperlukan sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, dan masyarakat untuk membangun ekosistem ekonomi berbasis nilai Islam yang berkelanjutan. Pendidikan Agama Islam Terapan harus menjadi garda terdepan dalam membentuk pola pikir masyarakat yang berorientasi pada ekonomi berbasis moral dan inovasi.

Rekomendasi Strategis:

  1. Pemerintah perlu menerapkan kebijakan ekonomi yang berorientasi pada pengembangan intangible assets.
  2. Institusi pendidikan Islam harus mendorong inovasi dan riset berbasis ekonomi syariah.
  3. Masjid dan musholla perlu dioptimalkan sebagai pusat edukasi dan pemberdayaan ekonomi umat.
  4. Perluasan pasar industri halal dan ekonomi digital syariah guna meningkatkan devisa negara.
  5. Masyarakat harus diberdayakan untuk memahami dan mengelola investasi berbasis zakat dan wakaf produktif.

Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat mencapai stabilitas ekonomi yang lebih kuat dan meningkatkan nilai tukar rupiah secara signifikan.


Kata Kunci: Intangible Assets, Nilai Tukar Rupiah, Ekonomi Islam, PAI Terapan, Zakat dan Wakaf Produktif, Ekonomi Digital Syariah.


Wallaahu A'lam Bish Showab

Yogyakarta, 12 Februari 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar