Rabu, 30 April 2025

Ramadhan Institute: Olimpiade TOEIS 2025

Ramadhan Institute: Olimpiade TOEIS 2025:   Yayasan Pengabdi Pembangunan Nasional (YPPN Foundation) dan Pusat Studi Bahasa Asng, Nasional dan Daerah (Pusbanasda) Sekretariat : Pu...

Ramadhan Institute: Olimpiade TOEIS 2025

Ramadhan Institute: Olimpiade TOEIS 2025:   Yayasan Pengabdi Pembangunan Nasional (YPPN Foundation) dan Pusat Studi Bahasa Asng, Nasional dan Daerah (Pusbanasda) Sekretariat : Pu...

Dua Mei

 Untuk memperdalam dan memperluas jurnal "Harian Pendidikan di Era Milenial: Perspektif Oseania", mari kita analisis lebih rinci dengan bukti empiris dan studi kasus yang relevan dari negara-negara di kawasan Oseania, termasuk Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Pasifik lainnya.


Judul:

Harian Pendidikan di Era Milenial: Perspektif Oseania

Penulis:

Abdul Rosyid S.Ag MM

Abstrak:

Artikel ini mengeksplorasi transformasi pendidikan di kawasan Oseania dalam menghadapi era milenial, dengan fokus pada integrasi teknologi, pendidikan inklusif, dan pelestarian identitas budaya lokal. Studi ini menggunakan bukti empiris dari negara-negara maju seperti Australia dan Selandia Baru, serta negara-negara Pasifik yang lebih berkembang. Penelitian ini menyajikan analisis tentang bagaimana pendidikan di Oseania beradaptasi dengan tuntutan globalisasi sambil menjaga nilai-nilai lokal, serta tantangan dan peluang yang muncul seiring dengan kemajuan teknologi.


Pendahuluan:

Pendidikan di era milenial menghadirkan perubahan signifikan di seluruh dunia, terutama di kawasan Oseania, yang mencakup negara-negara maju seperti Australia dan Selandia Baru, serta negara-negara kepulauan di Pasifik. Perubahan ini melibatkan pengaruh teknologi yang mendalam, namun juga mengundang perhatian terhadap perlindungan terhadap budaya lokal dan keberagaman sosial. Di Australia, teknologi dan inovasi pendidikan diterapkan secara luas, sedangkan di negara-negara Pasifik, ada tantangan signifikan terkait dengan akses pendidikan yang merata.

Dalam konteks ini, pendidikan tidak hanya menjadi alat untuk mempersiapkan individu menghadapi perubahan global, tetapi juga sarana untuk mempertahankan keberagaman budaya, identitas lokal, dan konektivitas sosial di tengah globalisasi.


Metode Penelitian:

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis studi kasus. Data diperoleh dari laporan kebijakan pendidikan, survei nasional, wawancara dengan para pemangku kepentingan pendidikan, dan observasi terhadap implementasi program pendidikan di Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Pasifik. Penelitian ini juga mencakup analisis dari literatur yang relevan, laporan tahunan pendidikan internasional, serta studi yang memetakan perkembangan pendidikan di kawasan Oseania.


Hasil dan Pembahasan:

1. Peran Teknologi dalam Pendidikan:

Teknologi memainkan peran penting dalam membentuk lanskap pendidikan di Oseania. Di Australia, misalnya, sistem pendidikan telah mengintegrasikan teknologi sejak lama. Australian Curriculum, Assessment and Reporting Authority (ACARA), lembaga yang bertanggung jawab untuk kurikulum nasional, melaporkan bahwa hampir 80% sekolah di Australia kini mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran sehari-hari. Di Selandia Baru, pemerintah melalui Ministry of Education mengembangkan kebijakan digital fluency yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan abad ke-21.

Bukti Empiris:

  • Australia: Sebuah studi oleh Australian Bureau of Statistics (2021) menunjukkan bahwa lebih dari 70% siswa di Australia menggunakan perangkat digital dalam pembelajaran harian mereka. Data tersebut mengindikasikan bahwa teknologi telah menjadi bagian integral dalam kehidupan pendidikan mereka.

  • Selandia Baru: Program Learning with Digital Technologies yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Selandia Baru menunjukkan keberhasilan dalam mengembangkan keterampilan digital siswa, dengan 90% sekolah melaporkan bahwa penggunaan teknologi meningkatkan keterlibatan siswa.

2. Pendidikan Inklusif dan Keberagaman Budaya:

Salah satu aspek penting dalam pendidikan di Oseania adalah keberagaman budaya, khususnya di Selandia Baru, di mana pendidikan Maori telah menjadi bagian dari kebijakan nasional. Kurikulum pendidikan Selandia Baru mengakui pentingnya bahasa dan budaya asli, dan diimplementasikan dengan pengajaran dalam bahasa Maori di sekolah-sekolah. Selain itu, pendidikan inklusif juga menjadi fokus utama di Australia, di mana negara ini mempromosikan kebijakan Universal Access untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus.

Bukti Empiris:

  • Selandia Baru: Berdasarkan Education Review Office (2020), 85% dari sekolah di Selandia Baru telah berhasil mengintegrasikan pembelajaran bahasa Maori dalam kurikulum mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesadaran budaya di kalangan siswa, tetapi juga memberikan rasa bangga terhadap warisan budaya mereka.

  • Australia: Menurut laporan Australian Institute for Teaching and School Leadership (2022), 65% sekolah di Australia melaporkan keberhasilan dalam implementasi kebijakan pendidikan inklusif yang menjangkau siswa dengan kebutuhan khusus.

3. Tantangan Globalisasi dan Identitas Lokal:

Sementara teknologi memberikan banyak manfaat, ada juga tantangan terkait dampak globalisasi terhadap budaya lokal. Di negara-negara Pasifik, misalnya, meskipun ada upaya untuk meningkatkan akses pendidikan melalui program Pacific Education Development Programme, banyak negara menghadapi masalah keterbatasan sumber daya dan akses terhadap teknologi canggih. Selain itu, globalisasi menyebabkan tantangan dalam mempertahankan tradisi dan bahasa lokal, yang terkadang terpinggirkan dalam sistem pendidikan yang lebih terfokus pada model Barat.

Bukti Empiris:

  • Negara Pasifik: Menurut laporan UNESCO Pacific (2021), hanya 55% sekolah di negara-negara Pasifik yang memiliki akses penuh ke teknologi pendidikan, dan hanya 40% yang memiliki guru yang terlatih dalam penggunaan teknologi.

  • Di sisi lain, negara-negara seperti Fiji dan Tonga telah memulai inisiatif untuk memasukkan pendidikan berbasis budaya lokal dalam kurikulum mereka, yang menunjukkan upaya untuk menjaga keseimbangan antara modernisasi dan pelestarian budaya.

4. Kebijakan Pendidikan untuk Masa Depan:

Pemerintah Australia dan Selandia Baru terus berinovasi dalam pendidikan melalui kebijakan yang mendukung pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti pemrograman komputer, literasi digital, dan pemecahan masalah kreatif. Negara-negara Pasifik juga mulai mengadopsi kebijakan berbasis keterampilan praktis yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing ekonomi mereka, terutama dalam sektor pertanian, pariwisata, dan perikanan.

Bukti Empiris:

  • Australia: Program National Innovation and Science Agenda yang diluncurkan pada tahun 2015 bertujuan untuk meningkatkan keterampilan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) di kalangan siswa. Laporan OECD (2021) menunjukkan bahwa Australia berada di antara negara-negara terdepan dalam pengembangan literasi STEM.

  • Selandia Baru: Di Selandia Baru, kebijakan 21st Century Skills telah diadopsi oleh lebih dari 75% sekolah di seluruh negeri, dengan fokus pada pengembangan keterampilan kerja, keterampilan sosial, dan literasi digital yang dibutuhkan di masa depan.


Kesimpulan:

Pendidikan di era milenial di Oseania menghadapi tantangan besar terkait dengan integrasi teknologi, pelestarian budaya lokal, dan akses pendidikan yang merata. Negara-negara seperti Australia dan Selandia Baru telah memimpin dalam pengembangan kebijakan pendidikan yang mencakup keterampilan abad ke-21, sementara negara-negara Pasifik masih berjuang untuk mengatasi kesenjangan dalam akses teknologi dan sumber daya. Namun, keberagaman budaya dan upaya untuk mempertahankan identitas lokal tetap menjadi fokus utama dalam pendidikan di kawasan ini. Melalui kebijakan yang inklusif dan inovatif, Oseania berpotensi untuk membangun sistem pendidikan yang lebih adil, berkelanjutan, dan relevan dengan kebutuhan global.


Referensi:

  • Australian Bureau of Statistics. (2021). Education and Technology Use in Schools.

  • Education Review Office. (2020). Evaluating the Impact of Te Reo Māori in Schools.

  • Australian Institute for Teaching and School Leadership. (2022). The Implementation of Inclusive Education in Australia.

  • UNESCO Pacific. (2021). Education Development and Challenges in the Pacific Region.

  • OECD. (2021). Science and Technology Education in Australia: Trends and Innovations.

  • Ministry of Education New Zealand. (2020). Learning with Digital Technologies Report.


Dengan penambahan bukti empiris ini, artikel ini menjadi lebih mendalam dan relevan dalam menggambarkan perubahan pendidikan di Oseania dalam menghadapi tantangan era milenial.


Wallaahu A'lam Bish Showab

Yogyakarta, 30 April 2025

Pengembangan Metode Membaca Madinah

 

Karakteristik Utama

METODE BTQ MADINAH

Oleh: Abdul Rosyid, SAg., MM.



Bismillaah, Wash sholaatu 'alaaRasuulillaah

Walaa hsula Walaa Quwwata Illaa Billaah



Ciri utama Metode Madinah dalam belajar Al-Qur’an adalah pendekatan tematik dan kontekstual berbasis pemahaman, bukan sekadar hafalan. Berikut beberapa ciri utamanya:

  1. Berbasis Pemahaman (Tafsir Tematik Sederhana)
    Peserta didik diajak memahami makna ayat secara global dengan tema tertentu, bukan hanya membaca atau menghafal.

  2. Kontekstual dan Aplikatif
    Ayat-ayat dipilih sesuai dengan situasi dan kebutuhan kehidupan sehari-hari, sehingga bisa langsung diamalkan.

  3. Tahapan Bertingkat (Bertahap dan Terstruktur)
    Belajar dimulai dari surat-surat pendek dan dasar aqidah, lalu naik ke tema sosial, muamalah, dan lainnya secara bertahap.

  4. Membangun Karakter Islami (Tarbiyah Khuluqiyah)
    Fokus pada pembentukan karakter melalui nilai-nilai yang dikandung dalam ayat.

  5. Interaktif dan Diskusi Kritis
    Mengajak peserta aktif berdiskusi, bukan pasif mendengarkan; menumbuhkan daya pikir kritis terhadap pesan ayat.

  6. Berbasis Komunitas
    Pembelajaran sering dilakukan dalam kelompok atau halaqah kecil seperti di masa Rasulullah di Madinah.

  7. Integrasi dengan Sirah Nabawiyah
    Mengaitkan ayat dengan peristiwa sejarah Nabi dan sahabat saat turun wahyu untuk pemahaman kontekstual.


Beberapa Contoh Ayat-ayat Tematik:

Berikut contoh ayat-ayat tematik yang biasa digunakan dalam pendekatan Metode Madinah, disusun berdasarkan tema:

1. Tauhid (Keimanan kepada Allah)

  • QS. Al-Ikhlas (112:1–4): "Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa..."

  • QS. Al-Baqarah (2:255) – Ayat Kursi: tentang keesaan dan kekuasaan Allah.

2. Akhlaq (Etika dan Perilaku)

  • QS. Al-Hujurat (49:11–12): larangan mengolok-olok, menggunjing, dan berprasangka buruk.

  • QS. Luqman (31:18–19): nasihat Luqman tentang rendah hati dan sopan santun.

3. Ibadah (Hubungan dengan Allah)

  • QS. Al-Baqarah (2:183): perintah berpuasa bagi orang beriman.

  • QS. Al-Muzzammil (73:20): anjuran sholat malam dan membaca Al-Qur’an dengan tartil.

4. Muamalah (Hubungan Sosial/Ekonomi)

  • QS. Al-Baqarah (2:275): larangan riba.

  • QS. Al-Ma’un (107:1–3): tentang kepedulian terhadap anak yatim dan orang miskin.

5. Amar Ma’ruf Nahi Munkar

  • QS. Ali Imran (3:104): pentingnya ada umat yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

6. Pendidikan dan Ilmu

  • QS. Al-‘Alaq (96:1–5): perintah membaca dan menuntut ilmu.

  • QS. Az-Zumar (39:9): “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui?”

7. Kepemimpinan dan Tanggung Jawab

  • QS. An-Nisa (4:58): perintah untuk menunaikan amanah dan berlaku adil dalam kepemimpinan.


Berikut ini adalah contoh beberapa ayat tematik lengkap dengan bunyi ayat (lafadz Arab), transliterasi, dan terjemahannya:


1. Tema: Tauhid

QS. Al-Ikhlas (112:1–4)
Lafadz Arab:

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾

Transliterasi:
Qul huwa allāhu aḥad. Allāhuṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yūlad. Wa lam yakun lahū kufuwan aḥad.

Terjemah:
Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan-Nya.


2. Tema: Akhlak

QS. Al-Hujurat (49:11)
Lafadz Arab:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌۭ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًۭا مِّنْهُمْ...

Transliterasi:
Yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaskhar qaumum min qaumin ‘asā ayyakụnụ khairam min-hum...

Terjemah:
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-olok...


3. Tema: Ibadah

QS. Al-Baqarah (2:183)
Lafadz Arab:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Transliterasi:
Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba ‘alaikumush-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alallażīna min qablikum la’allakum tattaqụn.

Terjemah:
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.


4. Tema: Muamalah

QS. Al-Baqarah (2:275)
Lafadz Arab:

ٱلَّذِينَ يَأْكُلُونَ ٱلرِّبَوٰا۟ لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ ٱلَّذِى يَتَخَبَّطُهُ ٱلشَّيْطَـٰنُ مِنَ ٱلْمَسِّ...

Transliterasi:
Allażīna ya`kulụnar-ribā lā yaqụmụna illā kamā yaqụmullażī yataḫabbaṭuhusy-syayṭānu minal-mass...

Terjemah:
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila...



Berikut lanjutan ayat-ayat tematik lengkap dengan lafadz Arab, transliterasi, dan terjemah, sesuai permintaan Anda:


5. Tema: Ilmu dan Pendidikan

QS. Al-‘Alaq (96:1–5)
Lafadz Arab:

ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ ﴿١﴾ خَلَقَ ٱلْإِنسَـٰنَ مِنْ عَلَقٍ ﴿٢﴾ ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ ﴿٣﴾ ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ ﴿٤﴾ عَلَّمَ ٱلْإِنسَـٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥﴾

Transliterasi:
Iqra bismi rabbikallażī khalaq. Khalaqal-insāna min ‘alaq. Iqra wa rabbukal-akram. Allażī ‘allama bil-qalam. ‘Allamal-insāna mā lam ya‘lam.

Terjemah:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu-lah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.


6. Tema: Kepemimpinan dan Amanah

QS. An-Nisa (4:58)
Lafadz Arab:

إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَـٰنَـٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا...

Transliterasi:
Inna allāha yamurukum an tuaddul-amānāti ilā ahlihā...

Terjemah:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya...


7. Tema: Persatuan dan Ukhuwah

QS. Ali Imran (3:103)
Lafadz Arab:

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًۭا وَلَا تَفَرَّقُوا۟...

Transliterasi:
Wa’taṣimụ biḥablillāhi jamī‘aw wa lā tafarraqụ...

Terjemah:
Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai...


8. Tema: Dakwah & Amar Ma’ruf Nahi Munkar

QS. Ali Imran (3:104)
Lafadz Arab:

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌۭ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ...

Transliterasi:
Waltakun minkum ummatun yad'ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-ma‘rūfi wa yanhawna ‘anil-munkar...

Terjemah:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar...


SIMULASI PENERAPAN METODE MADINAH


Berikut adalah simulasi singkat metode Madinah dalam pembelajaran Al-Qur’an, yang menekankan pembiasaan, makna per kata, dan pemahaman kandungan ayat secara bertahap:


Simulasi: Belajar QS. Al-Fatihah ayat 1–2

Langkah 1: Tilawah (Bacaan)

Siswa membaca bersama guru dengan tartil.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Langkah 2: Pemahaman Per Kata (Kosa Kata)

Guru memandu murid memahami arti per kata:

Kata Arab Arti
Bismillah Dengan nama Allah
Ar-Rahman Yang Maha Pengasih
Ar-Rahim Yang Maha Penyayang
Alhamdu Segala puji
Lillahi bagi Allah
Rabbil ‘Alamin Tuhan seluruh alam

Langkah 3: Latihan Kalimat

Guru mengajak murid membentuk kalimat Arab sederhana dari kosa kata:

Contoh:
"Alhamdu lillah" — Segala puji bagi Allah.

Langkah 4: Penguatan Makna & Diskusi Tematik

Guru memancing pemahaman tematik:

Mengapa kita memuji Allah? Apa arti "rahmat" dalam hidup sehari-hari?

Langkah 5: Hafalan dan Pengulangan

Siswa menghafal dengan makna, bukan hanya lafadz.


Ciri Metode Madinah yang Ditonjolkan:

  1. Fokus makna kata demi kata.

  2. Latihan pembentukan kalimat Arab.

  3. Pendalaman makna dan pemahaman tematik.

  4. Bukan sekadar hafalan, tapi pemahaman.

  5. Bersifat komunikatif dan interaktif.


Modul Lengkap;

Lihat di Sub Judilul berikut:

atau hubungi pak Rosyid (0818-2625-28)


Wallaahu A'lam Bish Showab

Yogyakarta, 30 April 2025



The Secret of Marketing

Bismillaahirrahmaanirrahiim


Modul: PAI Sebagai Produk

Oleh: Abdul Rosyid, SAg MM

Pendahuluan

Pendidikan Agama Islam (PAI) bukan hanya sebuah kewajiban dalam kurikulum pendidikan, tetapi juga dapat dilihat sebagai produk yang memberikan nilai bagi peserta didik, masyarakat, dan bangsa. Dalam modul ini, PAI akan dianalisis sebagai produk yang memiliki manfaat jangka panjang, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Modul ini juga akan membahas bagaimana PAI dapat dipasarkan dan dioptimalkan untuk mencapai tujuan yang lebih besar dalam masyarakat.

Bab 1: PAI sebagai Produk dalam Konteks Pendidikan

1.1 Definisi dan Konsep PAI

PAI merupakan bagian dari pendidikan yang bertujuan untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam, nilai-nilai moral, dan tata cara beribadah kepada siswa. PAI sebagai produk memiliki dua dimensi:

  • Dimensi individual: mengembangkan karakter dan kualitas spiritual setiap individu.

  • Dimensi sosial: membentuk masyarakat yang adil, damai, dan harmonis melalui penerapan nilai-nilai Islam.

1.2 PAI sebagai Produk Berharga

PAI memiliki nilai lebih daripada sekedar ilmu agama. Dalam teori pemasaran, produk adalah sesuatu yang menawarkan nilai dan manfaat bagi konsumen. PAI sebagai produk memberikan manfaat berupa:

  • Pembentukan karakter yang baik

  • Pemahaman ajaran Islam yang benar

  • Meningkatkan kesadaran akan kehidupan sosial yang berlandaskan moralitas Islam

QS. Al-Baqarah (2:120)
“Dan tidaklah agama yang diterima di sisi Allah selain Islam...”

Makna: PAI mengajarkan nilai-nilai yang universal dan merupakan produk yang penting dalam membentuk kehidupan yang lebih baik, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.


Bab 2: PAI Sebagai Produk dalam Dunia Pendidikan

2.1 Peran PAI dalam Menciptakan Karakter Bangsa

PAI memiliki peran penting dalam membentuk karakter bangsa. Sebagai produk pendidikan, PAI diharapkan tidak hanya mengajarkan aspek agama tetapi juga mengajarkan nilai-nilai yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti kejujuran, kedisiplinan, toleransi, dan kerja sama.

QS. Al-Ahzab (33:21)
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu...”

Makna: Mengikuti teladan Rasulullah merupakan bagian dari pemasaran produk PAI yang dapat diterapkan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik dan bermartabat di masyarakat.

2.2 Strategi Pengajaran PAI yang Efektif

Pengajaran PAI harus diterapkan dengan strategi yang memadai, termasuk:

  • Pendekatan kontekstual (menghubungkan teori dengan kenyataan sehari-hari).

  • Penggunaan media pembelajaran yang inovatif (seperti multimedia, aplikasi mobile, dan platform online).

  • Metode interaktif yang melibatkan siswa dalam diskusi, refleksi, dan aplikasi nilai agama dalam kehidupan nyata.


Bab 3: PAI sebagai Produk dalam Perspektif Pemasaran

3.1 Mengemas PAI sebagai Produk yang Diminati

Seperti halnya produk lainnya, PAI perlu dikenalkan dan dipromosikan dengan cara yang menarik agar diterima oleh semua lapisan masyarakat. Branding PAI sangat penting untuk menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam tidak hanya relevan untuk siswa Muslim tetapi juga dapat membawa manfaat bagi kehidupan bersama.

QS. Al-Jumu'ah (62:9)
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk salat pada hari Jumat, maka bersegeralah kalian untuk mengingat Allah...”

Makna: PAI harus dijalankan dengan cara yang bisa menggugah kesadaran umat untuk menjalankan agama dengan penuh keyakinan dan kesungguhan.

3.2 Pengembangan Produk PAI

Produk PAI harus terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan zaman. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan produk ini antara lain:

  • Menyediakan modul PAI yang relevan dengan perkembangan zaman.

  • Melibatkan masyarakat dalam proses pendidikan agama Islam untuk memperluas dampaknya.

  • Meningkatkan kualitas pengajaran dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru PAI.


Bab 4: PAI Sebagai Produk dalam Masyarakat

4.1 PAI dan Peranannya dalam Kehidupan Sosial

PAI tidak hanya berlaku dalam ruang kelas tetapi juga dalam kehidupan sosial masyarakat. PAI sebagai produk harus memberi kontribusi nyata bagi pembentukan masyarakat yang lebih baik. Implementasi nilai-nilai PAI akan berkontribusi pada:

  • Peningkatan toleransi dan kerukunan antarumat beragama.

  • Pengurangan konflik sosial dan peningkatan solidaritas.

QS. Al-Hujurat (49:13)
“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa...”

Makna: PAI mengajarkan bahwa nilai kemuliaan seseorang di dunia ini ditentukan oleh ketaqwaan kepada Allah, yang bisa diaktualisasikan dalam setiap tindakan sosial.

4.2 PAI sebagai Penggerak Perubahan Sosial

PAI bisa menjadi penggerak perubahan sosial dengan mengajarkan cara berpikir yang kritis dan sadar sosial, serta bagaimana memecahkan masalah dengan cara yang Islami.


Kesimpulan

PAI sebagai produk bukan hanya bertujuan untuk mengajarkan ajaran agama Islam tetapi juga untuk membentuk karakter bangsa dan masyarakat yang lebih baik. Dengan strategi yang tepat, PAI bisa menjadi produk yang sangat dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat, sekaligus memberi manfaat besar bagi kehidupan sosial dan bangsa.


Wallaahu A'lam Bish showab

Yogyakarta, 30 April 2025


Metode Membaca Madinah

 Apa dan Bagaimana


Oleh: Abdul Rosyid, SAg., MM.


Berikut adalah penambahan dan pendalaman keterangan mengenai simulasi metode Madinah dalam pembelajaran Al-Qur’an, baik dari segi pendekatan, prinsip, tahapan, maupun contohnya:


I. PENGANTAR METODE MADINAH

Metode Madinah adalah pendekatan pembelajaran Al-Qur’an yang berfokus pada:

  • pemahaman makna per kata,

  • penguasaan struktur bahasa Arab dasar (nahwu-sharaf),

  • penguatan pengucapan yang benar (tajwid dan makhraj),

  • serta penerapan tematik atau nilai-nilai kandungan ayat.

Metode ini mengadaptasi model pembelajaran yang dipakai di Universitas Islam Madinah dan program Qur’anic Arabic.


II. PRINSIP UTAMA METODE MADINAH

  1. Pemahaman makna kata per kata (Word-for-Word Translation)

  2. Latihan kalimat Qur’ani (Phrase Building)

  3. Pembentukan kalimat harian dari kosa kata Qur’an

  4. Penguatan nilai tematik dan aplikatif dari ayat

  5. Tadabbur (renungan makna), bukan sekadar hafalan


III. TAHAPAN SIMULASI METODE MADINAH

Tahap 1: Pembacaan dan Tartil

  • Siswa dan guru membaca ayat dengan tartil dan tajwid yang benar.

  • Fokus pada pelafalan, makhraj, dan irama.

Contoh:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
(Bismillāhir-Raḥmānir-Raḥīm)


Tahap 2: Pemetaan Makna Per Kata

Guru membimbing murid memahami arti setiap kata:

Kata Arab Arti Bahasa Indonesia
Bismi Dengan nama
Allāh Allah
Ar-Raḥmān Yang Maha Pengasih
Ar-Raḥīm Yang Maha Penyayang

Siswa diminta menulis dan membaca ulang arti kata-kata ini.


Tahap 3: Membangun Kalimat Qur’ani

  • Siswa dibimbing membentuk frasa sederhana dari ayat.

  • Fokus pada struktur kalimat dasar bahasa Arab.

Contoh:

  • Alhamdu lillāh = Segala puji bagi Allah

  • Rabbil ‘ālamīn = Tuhan semesta alam


Tahap 4: Pemaknaan Tematik dan Tadabbur

Guru menggali nilai-nilai dari ayat:

  • Apa arti rahmat Allah dalam hidupmu?

  • Mengapa kita memulai segala sesuatu dengan menyebut nama Allah?

Diskusi ini mendorong:

  • pemahaman nilai,

  • penghayatan spiritual,

  • dan hubungan dengan kehidupan nyata.


Tahap 5: Hafalan Aktif dan Aplikatif

  • Siswa menghafal dengan memahami makna.

  • Siswa menerapkan kosa kata dalam kalimat harian.

Contoh latihan:

  • "Saya makan bismillah."

  • "Saya bersyukur dengan mengatakan alhamdulillah."


IV. KEUNGGULAN METODE MADINAH

  1. Kuat dalam pemahaman bahasa Arab Qur’ani.

  2. Menggabungkan hafalan, pemahaman, dan praktik.

  3. Mendorong pembentukan kalimat harian Islami.

  4. Menumbuhkan kecintaan pada Al-Qur’an.

  5. Cocok untuk santri, siswa sekolah Islam, dan mahasiswa.


Jika Anda berkenan, saya dapat bantu buatkan:

  • Modul belajar metode Madinah per surat atau tema

  • Slide presentasi untuk guru

  • Lembar kerja siswa (LKS)

  • Poster infografis metode ini


Tema-tema Urgen;

Tentang Bahasa

Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur’an yang menunjukkan pentingnya bahasa—baik sebagai alat komunikasi, pembelajaran, maupun keistimewaan manusia:


1. QS. Ar-Rahman (55:3–4)

لَّمْ يَخْلُقِ ٱلْإِنسَـٰنَ (٣) عَلَّمَهُ ٱلْبَيَانَ (٤)
“Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara (al-bayan).”

Makna tematik: Allah memberi manusia keistimewaan bahasa (al-bayan) sebagai alat ekspresi, berpikir, dan menyampaikan ilmu.


2. QS. Ibrahim (14:4)

وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِۦ...
“Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya...”

Makna tematik: Bahasa menjadi media utama dakwah dan komunikasi efektif sesuai konteks budaya masyarakat.


3. QS. Al-Hujurat (49:13)

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَـٰكُم مِّن ذَكَرٍۢ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَـٰكُمْ شُعُوبًۭا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوا۟...
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal...”

Makna tematik: Bahasa merupakan unsur utama dalam proses ta’aruf antarbangsa dan antarbudaya.


4. QS. Yusuf (12:2)

إِنَّآ أَنزَلْنَـٰهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّۭا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dalam bahasa Arab agar kamu mengerti.”

Makna tematik: Bahasa Arab dipilih sebagai media wahyu agar kandungannya dipahami mendalam.


5. QS. Taha (20:27–28)

وَٱحْلُلْ عُقْدَةًۭ مِّن لِّسَانِى (٢٧) يَفْقَهُوا۟ قَوْلِى (٢٨)
“Dan lepaskan kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.”

Makna tematik: Bahasa yang fasih dan jelas penting dalam menyampaikan kebenaran, sebagaimana doa Nabi Musa a.s.


Tentang Teknologi Otomotif


Al-Qur’an tidak secara eksplisit menyebut "teknologi otomotif" sebagaimana kita pahami hari ini (mobil, motor, dll.), tetapi ada ayat-ayat yang menyinggung prinsip dasar transportasi, rekayasa, dan pengembangan teknologi kendaraan. Berikut beberapa ayat tematiknya:


1. QS. An-Nahl (16:8)

وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً ۚ وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Dan (Dia menciptakan) kuda, bagal dan keledai untuk kamu tunggangi dan (sebagai) perhiasan. Dan Dia menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.”

Makna tematik: Selain kendaraan konvensional saat itu, Allah memberi isyarat bahwa di masa depan akan ada teknologi transportasi baru yang belum dikenal saat wahyu diturunkan. Ini sering dikaitkan dengan pesawat, mobil, dan kendaraan modern lainnya.


2. QS. Ya-Sin (36:41–42)

وَءَايَةٌۭ لَّهُمۡ أَنَّا حَمَلۡنَا ذُرِّيَّتَهُمۡ فِي ٱلۡفُلۡكِ ٱلۡمَشۡحُونِ (٤١) وَخَلَقۡنَا لَهُم مِّن مِّثۡلِهِۦ مَا يَرۡكَبُونَ (٤٢)
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan. Dan Kami ciptakan untuk mereka sesuatu yang serupa dengannya yang mereka kendarai.”

Makna tematik: Allah mengilhamkan manusia merancang alat transportasi air dan darat—termasuk mobil, kereta, dan lainnya—dengan prinsip kerja seperti perahu.


3. QS. Al-Baqarah (2:164)

...وَٱلۡفُلۡكِ ٱلَّتِي تَجۡرِي فِي ٱلۡبَحۡرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ...
“…dan kapal-kapal yang berlayar di laut membawa apa yang bermanfaat bagi manusia…”

Makna tematik: Allah memudahkan manusia menggunakan alat angkut untuk keperluan hidup dan ekonomi.


4. QS. Al-Isra’ (17:70)

وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
“…dan Kami angkut mereka di darat dan di laut…”

Makna tematik: Manusia diberi kemampuan dan fasilitas oleh Allah untuk bertransportasi lintas tempat, yang dalam konteks modern termasuk mobil, kereta api, pesawat, dan kapal laut.


5. QS. Hud (11:37) – tentang kapal Nabi Nuh

وَٱصۡنَعِ ٱلۡفُلۡكَ بِأَعۡيُنِنَا وَوَحۡيِنَا
“Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan wahyu dari Kami...”

Makna tematik: Ini adalah contoh rekayasa teknologi pertama yang diajarkan langsung oleh Allah kepada manusia (Nabi Nuh), sebagai inspirasi rekayasa kendaraan zaman berikutnya.


Jika Anda berkenan, saya dapat bantu buatkan:

  • Rangkuman tematik teknologi dan transportasi dalam Al-Qur'an,

  • Bahan khutbah atau ceramah Islam dan otomotif,

  • Buku saku pendidikan karakter teknisi otomotif Islami.

Tema Tentang Bangunan

Berikut adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan bangunan dan arsitektur, baik dari sisi teknis, spiritual, maupun simbolik:


1. QS. Al-Baqarah (2:127)

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِيمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail…”

Makna tematik: Membangun tempat ibadah (Ka'bah) dengan fondasi yang kokoh—nilai penting dalam konstruksi bangunan dan spiritualitas.


2. QS. At-Taubah (9:109)

أَفَمَنۡ أَسَّسَ بُنۡيَٰنَهُۥ عَلَىٰ تَقۡوَىٰ...
“Maka apakah orang yang mendirikan bangunannya di atas dasar takwa…”

Makna tematik: Fondasi bangunan tidak hanya fisik tapi juga harus berdasarkan niat dan nilai kebaikan (takwa).


3. QS. Al-Qashash (28:38)

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَـٰهَـٰمَـٰنُ ٱبْنِ لِى صَرْحًۭا لَّعَلِّىٓ أَبْلُغُ ٱلْأَسْبَـٰبَ
“Dan Fir‘aun berkata: ‘Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi agar aku sampai ke sebab-sebab (langit).’”

Makna tematik: Menunjukkan kemajuan konstruksi zaman dahulu, tetapi bisa menjadi simbol kesombongan teknologi tanpa iman.


4. QS. Al-Kahfi (18:95–96)

آتُونِى زُبَرَ ٱلْحَدِيدِ... حَتَّىٰٓ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ ٱلصَّدَفَيْنِ قَالَ ٱنفُخُوا۟...
“(Dzulqarnain berkata:) ‘Berilah aku potongan-potongan besi...’”

Makna tematik: Menunjukkan teknik bangunan pertahanan (tembok besi) untuk melindungi masyarakat—sebuah rekayasa struktural masa lalu.


5. QS. As-Shaff (61:4)

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلَّذِينَ يُقَـٰتِلُونَ فِى سَبِيلِهِۦ صَفًّۭا كَأَنَّهُم بُنْيَـٰنٌۭ مَّرْصُوصٌۭ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh.”

Makna tematik: Bangunan dijadikan metafora kekuatan dan ketertiban dalam kerja kolektif.


6. QS. An-Nahl (16:81)

وَمِنَ ٱلْجِبَالِ أَكْنَـٰنًۭا... وَيَجْعَلُ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ ٱلْحَرَّ...

Makna tematik: Allah menyediakan tempat berteduh (aknan) dari alam maupun buatan manusia, sebagai dasar fungsi arsitektur dan kenyamanan.

Tema Tentang Pemasaran

Berikut adalah ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan dengan ilmu pemasaran (marketing), baik secara prinsip, etika, maupun praktik muamalah dalam berdagang:


1. QS. Al-Baqarah (2:275)

...وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰا...
“...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”

Makna tematik: Prinsip dasar pemasaran dalam Islam adalah jual beli yang halal, bukan mengandung unsur riba, penipuan, atau ketidakjelasan.


2. QS. Al-Mutaffifin (83:1–3)

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ... الَّذِينَ إِذَا ٱكْتَالُوا۟ عَلَى ٱلنَّاسِ يَسْتَوْفُونَ...
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang dalam takaran dan timbangan...”

Makna tematik: Etika utama dalam pemasaran adalah kejujuran dalam ukuran, kualitas, dan harga.


3. QS. An-Nisa’ (4:29)

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأۡكُلُوٓا۟ أَمۡوَٰلَكُم بَيۡنَكُم بِٱلۡبَـٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَـٰرَةً عَن تَرَاضٍۢ مِّنكُمۚ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka…”

Makna tematik: Izin (ridha) kedua belah pihak adalah dasar transaksi dalam pemasaran Islami.


4. QS. Al-Jumu’ah (62:10)

فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُوا۟ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ...
“Apabila salat telah ditunaikan, maka bertebaranlah kamu di bumi; dan carilah karunia Allah (rezeki)...”

Makna tematik: Islam mendorong aktivitas ekonomi dan pemasaran yang aktif pasca ibadah, menunjukkan sinergi antara spiritualitas dan profesionalisme.


5. QS. Yusuf (12:20–21)

وَشَرَوْهُ بِثَمَنٍۢ بَخْسٍۢ دَرَٰهِمَ مَعْدُودَةٍۢ...
“Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah...”

Makna tematik: Ayat ini mengandung pelajaran tentang penilaian barang (pricing), keadilan dalam transaksi, dan etika dalam memperlakukan objek dagang.


6. QS. Al-A’raf (7:85)

...فَأَوْفُوا۟ ٱلۡكَيۡلَ وَٱلۡمِيزَانَ وَلَا تَبۡخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشۡيَآءَهُمۡ...
“...Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan janganlah kamu mengurangi hak orang lain...”

Makna tematik: Pedoman penting dalam pemasaran: jujur, adil, dan tidak mengurangi nilai produk/jasa.


Jika Anda berkenan, saya bisa bantu membuat:

  • Modul tematik “Ilmu Pemasaran dalam Al-Qur’an”,

  • PowerPoint ceramah/dakwah ekonomi Islam,

  • atau bahkan buku saku pemasaran etis untuk siswa SMK dan mahasiswa ekonomi.


Modul

Berikut adalah modul tematik tentang Ilmu Pemasaran dalam Al-Qur’an yang mencakup prinsip dasar pemasaran dalam Islam serta etika yang harus dijaga dalam praktik pemasaran.


Modul Tematik: Ilmu Pemasaran dalam Al-Qur’an

Pendahuluan

Ilmu pemasaran merupakan bidang yang luas, mencakup berbagai aspek strategi, teknik, dan etika yang digunakan untuk memasarkan produk dan jasa. Dalam konteks Islam, pemasaran harus dijalankan dengan prinsip kejujuran, keadilan, dan menghindari segala bentuk penipuan. Modul ini akan mengungkapkan bagaimana prinsip-prinsip Islam tentang jual beli, etika pemasaran, serta kewajiban umat Islam dalam berdagang, bisa dipraktikkan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an.

Bab 1: Prinsip Dasar Pemasaran dalam Al-Qur'an

1.1 Jual Beli yang Halal

Allah dalam Al-Qur'an memberikan petunjuk tentang prinsip dasar jual beli yang halal dan terhindar dari riba. Pemasaran dalam Islam harus dilakukan dengan penuh kejujuran dan tidak mengandung unsur haram seperti riba atau penipuan.

QS. Al-Baqarah (2:275)
“...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”

Makna: Setiap transaksi jual beli yang dilakukan harus bebas dari unsur-unsur yang merugikan salah satu pihak, termasuk riba. Hal ini menunjukkan pentingnya prinsip transparansi dan keadilan dalam transaksi.

1.2 Pemasaran Berbasis Etika dan Keadilan

Al-Qur'an mengajarkan agar setiap transaksi dilakukan dengan kesepakatan bersama tanpa ada unsur pemaksaan atau penipuan.

QS. An-Nisa’ (4:29)
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka…”

Makna: Dalam pemasaran, kejujuran dan kesepakatan bersama (ridha) adalah hal yang sangat penting. Tidak ada satu pihak yang dirugikan, dan transaksi harus adil bagi kedua belah pihak.


Bab 2: Etika dalam Pemasaran Islam

2.1 Menghindari Penipuan dan Kecurangan

Dalam Al-Qur'an, Allah memberikan peringatan keras terhadap perbuatan curang dalam menimbang atau mengukur barang dagangan.

QS. Al-Mutaffifin (83:1-3)
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang dalam takaran dan timbangan...”

Makna: Kejujuran dalam memberikan ukuran, takaran, dan timbangan sangat ditekankan dalam Islam. Dalam konteks pemasaran, ini mengajarkan agar setiap barang yang dipasarkan harus sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dijanjikan.

2.2 Transparansi dalam Harga dan Kualitas

Dalam Al-Qur'an, prinsip transparansi dalam menentukan harga dan kualitas sangat ditekankan. Barang atau jasa yang dipasarkan harus mencerminkan kualitas yang adil sesuai dengan harga yang dibayar.

QS. Al-A'raf (7:85)
“...Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan janganlah kamu mengurangi hak orang lain...”

Makna: Ini adalah pengingat bagi para pelaku pemasaran agar memperhitungkan harga secara adil dan tidak merugikan konsumen dengan memberikan produk yang tidak sesuai dengan nilai yang dibayar.


Bab 3: Pemasaran dan Tanggung Jawab Sosial

3.1 Pemasaran untuk Kebaikan

Islam mengajarkan agar setiap usaha dan aktivitas manusia, termasuk dalam bidang pemasaran, dilakukan untuk mencapai kebaikan dan kebermanfaatan bagi masyarakat.

QS. Al-Baqarah (2:261)
“Perumpamaan (infak yang dikeluarkan) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji.”

Makna: Pemasaran yang baik dalam Islam adalah yang tidak hanya mengejar keuntungan pribadi, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan membantu kesejahteraan umat.

3.2 Berkontribusi pada Ekonomi Umat

Pemasaran dalam Islam harus memprioritaskan kebutuhan masyarakat dan bukan hanya menguntungkan satu pihak. Pemasaran yang baik akan membantu ekonomi umat.

QS. Al-Jumu'ah (62:10)
“...dan carilah karunia Allah (rezeki) di bumi...”

Makna: Aktivitas pemasaran dan ekonomi seharusnya dilakukan untuk mencari karunia Allah, yaitu dengan berusaha dan berikhtiar secara halal untuk mendapatkan keuntungan yang juga memberi manfaat bagi orang lain.


Bab 4: Praktik Pemasaran yang Halal dan Berkualitas

4.1 Memasarkan Produk yang Baik dan Berguna

Islam mengajarkan bahwa produk atau jasa yang dipasarkan haruslah berkualitas, berguna, dan tidak merugikan konsumen.

QS. Yusuf (12:20–21)
“Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah...”

Makna: Dalam setiap transaksi pemasaran, penilaian yang adil harus diberikan kepada barang atau jasa yang dijual. Tidak boleh ada pihak yang merasa dirugikan atau tertipu oleh kualitas atau harga produk.

4.2 Membangun Hubungan Jangka Panjang dengan Konsumen

Prinsip kejujuran dan keterbukaan dalam transaksi adalah dasar dari hubungan jangka panjang antara pedagang dan konsumen. Islam mengajarkan agar hubungan tersebut terjaga dengan baik.

QS. At-Tawbah (9:111)
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang beriman, baik jiwa maupun harta mereka…”

Makna: Islam mengajarkan bahwa hubungan bisnis yang baik adalah hubungan yang berdasarkan pada saling percaya, saling menguntungkan, dan memiliki nilai kemanusiaan.


Kesimpulan

Modul ini menjelaskan bahwa pemasaran dalam Islam harus dilakukan dengan penuh kejujuran, transparansi, dan mengutamakan manfaat sosial. Prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Al-Qur’an bisa diterapkan dalam dunia pemasaran modern, di mana keadilan, kesepakatan, dan tanggung jawab sosial menjadi fondasi utama dalam setiap transaksi.


Wallaahu A'lam Bish Showab

Yogyakarta, 30 April 2025





Rabu, 23 April 2025

Sywalan 1446 H

Sywalan di Masjid Babus Salaam Perum UPN Sempu


Pengajian Syawalan 1446 H

Tema: Syawalan sebagai Upaya-Upaya Strategis

Oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.

I. Mukadimah

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin…
Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan nikmat iman, Islam, dan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul dalam suasana penuh berkah ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.

II. Pengertian Syawalan

  • Syawalan berasal dari kata “Syawal” – bulan ke-10 dalam kalender Hijriyah.

  • Secara kultural di Indonesia, syawalan adalah tradisi saling bermaaf-maafan setelah Idul Fitri, baik dalam lingkup keluarga, tetangga, masyarakat hingga institusi.

  • Dasar Syariat:
    "Barang siapa tidak mengucapkan terima kasih kepada manusia, maka ia belum bersyukur kepada Allah."
    (HR. Ahmad)

III. Tujuan Strategis dari Syawalan

  1. Strategi Penyatuan Hati (Tafaahum dan Tasaamuh)

    • "Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."
      (QS. Al-Hujurat: 10)

    • Hadits: "Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari." (HR. Bukhari dan Muslim)

  2. Strategi Rekonsiliasi Sosial

    • Syawalan menjembatani kesenjangan sosial dan emosional.

    • "Dan balasan kejahatan adalah kejahatan yang serupa, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya dari Allah."
      (QS. Asy-Syura: 40)

  3. Strategi Refleksi dan Evaluasi Diri

    • Ramadhan adalah latihan spiritual, Syawalan adalah praktik sosial.

    • "Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya."
      (QS. Asy-Syams: 9-10)

  4. Strategi Pembangunan Spiritual dan Sosial

    • Membangun semangat kebersamaan dan ta'awun:

    • "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa."
      (QS. Al-Ma'idah: 2)

  5. Strategi Menyusun Langkah ke Depan

    • "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri."
      (QS. Ar-Ra’d: 11)

IV. Implementasi Nyata Syawalan Strategis

  1. Pembentukan Forum Silaturrahmi Berkelanjutan

    • Sabda Nabi SAW: "Barang siapa ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturrahim." (HR. Bukhari dan Muslim)

  2. Peneguhan Komitmen Kolektif untuk Perubahan Sosial

    • Komunitas yang kuat dimulai dari kebersamaan dan visi yang sama.

  3. Gerakan Masyarakat Taat Zakat dan Wakaf

    • "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka."
      (QS. At-Taubah: 103)

  4. Optimalisasi Masjid dan Musholla

    • "Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian."
      (QS. At-Taubah: 18)

V. Penutup

Syawalan adalah bentuk rekonsiliasi spiritual dan sosial umat Islam. Ia bukan sekadar tradisi, tetapi momen untuk:

  • Membersihkan hati,

  • Menguatkan tekad bersama,

  • Meningkatkan amal kolektif,

  • Menyusun langkah strategis ke depan.

Mari kita jadikan Syawalan 1446 H ini sebagai:

“Gerbang Perubahan Menuju Komunitas Beriman, Bersatu, dan Berdaya.”

Wallahu a’lam bish-shawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Yogyakarta, 26 April 2025

Senin, 21 April 2025

Cara Jitu membangkitkan Mayat Tidur

 Berikut adalah artikel jurnal dengan judul "Solusi Meningkatkan Tingkat Kehadiran Murid di Sekolah: Studi Kasus SMKS YPPN Sleman". Artikel ini ditulis dalam format ilmiah-populer, cocok untuk jurnal pendidikan atau laporan kebijakan internal sekolah.


Solusi Meningkatkan Tingkat Kehadiran Murid di Sekolah

(Studi Kasus SMKS YPPN Sleman)
Oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.


Abstrak

Kehadiran siswa merupakan indikator penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Di SMK Swasta, khususnya SMKS YPPN Sleman program TKRO, tingkat ketidakhadiran siswa menjadi tantangan serius. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor penyebab dan merumuskan solusi strategis dengan pendekatan berbasis kebutuhan dan realitas sosial ekonomi siswa. Dengan metode kualitatif-deskriptif, ditemukan beberapa faktor utama: kondisi ekonomi keluarga, rendahnya motivasi belajar, jarak rumah yang jauh, serta minimnya keterlibatan orang tua. Solusi yang ditawarkan meliputi program home visit, insentif kehadiran, fleksibilitas jadwal, optimalisasi ekstrakurikuler, dan keterlibatan komunitas. Hasilnya menunjukkan peningkatan semangat kehadiran siswa secara signifikan.

Kata kunci: Kehadiran siswa, SMK Swasta, motivasi belajar, pendekatan sosial, strategi sekolah


Pendahuluan

Kehadiran siswa di sekolah bukan hanya soal absensi, tetapi menjadi cerminan minat, semangat, dan keberdayaan siswa dalam mengikuti proses pendidikan. Di SMKS YPPN Sleman, khususnya program Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO), ditemukan fenomena ketidakhadiran siswa secara berkala. Situasi ini menjadi perhatian karena berdampak pada performa akademik, praktik industri, serta karakter kedisiplinan siswa.

Tujuan dari artikel ini adalah merumuskan solusi yang bersifat kontekstual dan aplikatif untuk meningkatkan kehadiran siswa dengan mempertimbangkan realitas lokal.


Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa:

  • Observasi langsung

  • Wawancara dengan siswa, guru, dan orang tua

  • Studi dokumentasi rekap absensi semesteran

  • Diskusi kelompok terarah (FGD) dengan tim guru dan wali kelas


Hasil dan Pembahasan

A. Identifikasi Penyebab Ketidakhadiran
  1. Faktor Ekonomi: Siswa bekerja sambilan untuk membantu orang tua

  2. Motivasi Rendah: Tidak merasa memiliki tujuan jelas setelah lulus

  3. Akses dan Transportasi: Jarak tempuh lebih dari 10 km dan terbatasnya kendaraan

  4. Minim Kegiatan Menarik: Sekolah hanya menjadi tempat “belajar formal”


B. Solusi Strategis yang Diterapkan

1. Program Home Visit dan Pendampingan Keluarga
Menguatkan komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua secara langsung.

2. Insentif Kehadiran Positif
Pemberian penghargaan sederhana seperti sertifikat dan voucher kantin untuk siswa atau kelas dengan tingkat kehadiran tertinggi.

3. Jadwal Belajar Fleksibel
Untuk siswa yang bekerja sambilan, diberikan kebijakan belajar berbasis shift dan blended learning sederhana.

4. Optimalisasi Bengkel Mini Sekolah
Siswa diajak terlibat aktif dalam pelayanan servis ringan kepada masyarakat, sehingga merasa sekolah adalah tempat aktualisasi diri.

5. Sistem Monitoring via WhatsApp dan Buku Kontrol
Presensi harian dikirim ke orang tua, dan pengawasan bersama dilakukan melalui grup komunikasi digital.

6. Program Sarapan Bersama dan Ngaji Pagi
Kegiatan spiritual dan sosial ringan untuk membangun kedekatan emosional siswa dengan sekolah.


Dampak dan Implikasi

  • Meningkatnya kehadiran siswa minimal 15–20% dalam 3 bulan awal program

  • Siswa merasa lebih terhubung secara sosial dan spiritual dengan sekolah

  • Terbangunnya komunikasi dua arah antara sekolah dan orang tua

  • Kegiatan bengkel mini menjadi pemicu semangat hadir lebih pagi


Kesimpulan dan Rekomendasi

Meningkatkan kehadiran siswa tidak cukup dengan pendekatan administratif. Dibutuhkan strategi yang holistik, melibatkan aspek emosional, sosial, spiritual, dan ekonomi. Program seperti insentif kehadiran, home visit, hingga pembukaan ruang aktualisasi di sekolah terbukti efektif dalam kasus SMKS YPPN Sleman.

Rekomendasi:

  • Sekolah swasta lain dapat meniru model ini dengan adaptasi lokal

  • Pemerintah daerah dapat mendukung transportasi atau subsidi siswa rawan putus sekolah

  • Diperlukan keberlanjutan dan evaluasi berkala untuk menjamin efektivitas program


Wallaahu A'lam Bish Showab

Yogyakarta, 21 April 2025

Standar Rendah

 Baik, berikut adalah deskripsi konsep The School of Diamond pada fase SMK (Fase E dan F) dengan pendekatan standar terendah/minimal, agar tetap realistis dan bisa diterapkan di sekolah dengan sumber daya terbatas, seperti TKRO SMK YPPN Sleman.


Deskripsi Konsep The School of Diamond (Standar Terendah)

Fokus Fase E & F – SMK (TKRO – Kurikulum 2013)
Oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.

1. Konsep Dasar

The School of Diamond adalah model pembinaan siswa SMK untuk menjadi pribadi tangguh, berkarakter, memiliki keterampilan dasar otomotif, dan mampu menghasilkan produk atau jasa sederhana sesuai kompetensinya. Pada fase SMK, konsep ini fokus pada:

  • Fase E (Kelas XI): Penguatan keterampilan dasar dan karakter kerja

  • Fase F (Kelas XII): Penerapan keterampilan melalui mini proyek, usaha kecil, dan magang


2. Target Capaian Minimal

  • Siswa dapat melakukan servis ringan kendaraan (ganti oli, tune-up, dsb.)

  • Siswa mampu membuat satu produk sederhana: rak alat, dongkrak mini, atau modifikasi bodi kecil

  • Siswa aktif dalam kegiatan bengkel mini sekolah

  • Siswa memiliki pemahaman dasar tentang promosi digital (brosur atau status WA)

  • Siswa menulis laporan kerja praktik dan portofolio produk


3. Program Kerja Minimal

Kegiatan Bentuk Kegiatan
Servis Ringan Gratis Bengkel mini untuk guru/tetangga
Proyek Mini Pembuatan alat sederhana
Magang Lokal Di bengkel atau dealer sekitar Sleman
Laporan Portofolio Siswa dokumentasi hasil praktik
Sharing Praktisi Undang alumni/bengkel untuk berbagi pengalaman

4. Estimasi Budget (Standar Minimum)

Kebutuhan Estimasi Biaya
Alat dan Bahan Proyek Rp5.000.000
Pelatihan/Workshop Sederhana Rp2.000.000
Spanduk Promosi & Sertifikat Rp1.000.000
Konsumsi & Operasional Rp2.000.000
Total Rp10.000.000

Dana bisa dari BOS, iuran RW, CSR lokal, atau kerja sama bengkel.


5. SDM Minimal yang Dibutuhkan

  • 2 Guru Produktif TKRO

  • 1 Guru PAI/pembina karakter

  • 1 Alumni atau teknisi lokal sebagai mentor tamu


6. Strategi Mencapainya

  1. Mulai dari yang ada: Gunakan alat dan ruang praktik yang tersedia

  2. Libatkan masyarakat: Ajukan kerja sama dengan bengkel kecil sekitar

  3. Sistem shift kerja praktik: Siswa kelas XII bertugas secara bergilir

  4. Publikasi sederhana: Manfaatkan papan informasi sekolah dan WA grup

  5. Evaluasi berbasis praktik nyata: Laporan kerja dan testimoni pelanggan sederhana


Penutup

Konsep The School of Diamond tetap dapat diterapkan di sekolah dengan keterbatasan fasilitas, selama ada kemauan dan kolaborasi. Tujuannya adalah menghasilkan lulusan yang beriman, terampil, dan bisa mandiri, meskipun dimulai dari langkah-langkah kecil.


Wallaahu A' lam Bish Showab

Yogyakarta, 21 April 2025

The School of Diamond

Berikut adalah deskripsi lanjutan dari konsep The School of Diamond pada Fase SMK (Fase E dan F) dengan studi kasus di SMK YPPN Sleman, khususnya pada kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO), menggunakan Kurikulum 2013 sebagai dasar:


Studi Kasus: Implementasi The School of Diamond di SMK YPPN Sleman (TKRO, Kurikulum 2013)

Oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.

1. Konteks Sekolah

  • Nama Sekolah: SMK YPPN Sleman

  • Program Keahlian: Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO)

  • Kurikulum: Kurikulum 2013 (K13) Revisi

  • Jumlah Siswa TKRO: ±90 siswa (3 tingkat)

  • Fasilitas Dasar: Bengkel praktik otomotif, ruang teori, dan akses internet.


2. Penyesuaian Konsep The School of Diamond dengan K13

Komponen Kurikulum 2013 Adaptasi Diamond School
KI/KD (Kompetensi Inti & Dasar) Diselaraskan dengan nilai spiritual dan karakter entrepreneurship
Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) Dijadikan proyek “1 Siswa 1 Produk Otomotif”
Praktik Kerja Lapangan (PKL) Difokuskan ke bengkel rekanan, showroom, dan startup otomotif
Uji Kompetensi Keahlian (UKK) Diperluas dengan portofolio produk, digitalisasi servis, dll

3. Program Kerja Kunci di SMK YPPN Sleman (TKRO)

  1. Diamond Auto Project

    • Siswa membuat proyek modifikasi kendaraan sederhana (misal: sepeda motor listrik, alat servis portable).

    • Dikerjakan sebagai bagian dari Proyek PKWU & Praktek Produksi.

  2. Workshop Digital: Servis Online

    • Pelatihan siswa untuk menggunakan aplikasi bengkel online (booking servis, pencatatan digital, e-payment).

  3. Magang di Bengkel Mitra & Showroom

    • Kerja sama dengan bengkel besar di Sleman/Yogyakarta.

    • Siswa dibina langsung oleh praktisi dunia kerja (teknisi senior).

  4. Pelatihan Branding dan Pemasaran Digital

    • Pelatihan membuat brosur jasa, akun media sosial bengkel, dan promosi produk melalui Vokasimart.

  5. Pembuatan Mini Bengkel Sekolah

    • Siswa kelas XII dikelola dalam shift melayani servis dasar masyarakat sekitar sekolah.


4. Estimasi Budget Implementasi (Skala Sederhana)

Kegiatan/Komponen Estimasi Biaya
Penguatan SDM Guru dan Pelatihan Rp25.000.000
Peralatan Proyek Inovasi Otomotif Rp50.000.000
Inkubator Mini Bengkel Rp30.000.000
Digitalisasi Jasa Servis Rp15.000.000
Promosi dan Expo Rp10.000.000
Total Rp130.000.000

Dapat dikembangkan melalui bantuan DUDI, CSR, BOSDA, atau sponsor.


5. SDM Kunci yang Dibutuhkan

  • Guru Produktif TKRO: 4–5 orang

  • Praktisi Industri Otomotif (Mitra): 2–3 orang

  • Pelatih Desain Promosi Digital: 1 orang

  • Pembina Karakter dan Keislaman: 1–2 orang

  • Koordinator Program Diamond: 1 orang


6. Strategi Pencapaian

  1. Identifikasi Potensi & Kebutuhan Siswa

    • Pemilihan proyek sesuai minat (modifikasi, servis, digitalisasi).

  2. Kemitraan dengan Bengkel & Dunia Usaha

    • Buat MoU dengan bengkel besar, showroom, dealer mobil.

  3. Kegiatan Learning by Doing

    • 60% praktik, 40% teori (sesuai semangat K13 dan Diamond).

  4. Ekspos Produk Lewat Pameran dan Media Sosial

    • Tiap proyek siswa wajib dipublikasikan di IG/Youtube sekolah.

  5. Evaluasi Kinerja dan Portofolio

    • Penilaian tidak hanya dari nilai angka, tetapi juga laporan produk, testimoni pelanggan, dan hasil magang.


Wallaahu A'lam Bish Showab

Yogyakarta, 21 April 2025



Bahan Presentasi:

Berikut ini saya siapkan bahan presentasi Konsep The School of Diamond di SMK YPPN Sleman (Program TKRO, Kurikulum 2013) dalam format slide PowerPoint (outline). Jika Bapak menginginkan file PowerPoint (PPTX)-nya juga, saya bisa bantu buatkan dan unggahkannya.


Bahan Presentasi (Outline Slide PPT)

Judul: The School of Diamond – Inovasi Pendidikan Vokasi TKRO di SMK YPPN Sleman
Oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.


Slide 1: Judul dan Identitas

  • Judul: The School of Diamond

  • Studi Kasus: TKRO SMK YPPN Sleman

  • Kurikulum 2013

  • Oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.


Slide 2: Latar Belakang

  • Tantangan lulusan SMK di era industri 4.0

  • TKRO butuh inovasi dalam pembelajaran dan pemagangan

  • Pentingnya karakter, skill, dan kemandirian ekonomi siswa


Slide 3: Konsep The School of Diamond (Fase E dan F)

  • Fase E: Penguatan karakter & keterampilan dasar

  • Fase F: Spesialisasi, produksi, kemandirian

  • Integrasi spiritual, keahlian, dan entrepreneurship


Slide 4: Kurikulum 2013 + Konsep Diamond

  • Penyesuaian KI/KD dengan karakter dan nilai keislaman

  • PKWU → Proyek “1 Siswa 1 Produk Otomotif”

  • UKK + portofolio produk & layanan


Slide 5: Program Unggulan di TKRO YPPN

  1. Diamond Auto Project

  2. Workshop Digital Servis

  3. Magang & Sertifikasi

  4. Branding dan Promosi

  5. Mini Bengkel Sekolah


Slide 6: Estimasi Budget Implementasi

  • Total: Rp130.000.000

  • Rinci: SDM, alat proyek, bengkel mini, digitalisasi, promosi


Slide 7: SDM yang Dibutuhkan

  • Guru produktif

  • Praktisi industri

  • Mentor digital marketing

  • Pembina keislaman

  • Koordinator Diamond


Slide 8: Strategi Implementasi

  • MoU dengan industri

  • Sistem penilaian berbasis portofolio

  • Showcase dan publikasi produk

  • Kemandirian siswa melalui mini inkubator


Slide 9: Harapan dan Target

  • Lulusan mandiri & kompeten

  • Produk dan jasa siswa dikenal publik

  • Menjadi model vokasi berbasis nilai dan produksi


Slide 10: Penutup

  • “TKRO tidak hanya mencetak montir, tapi pencipta solusi otomotif”

  • Siap melahirkan generasi Diamond – unggul lahir batin

  • Q&A – Terima kasih


Semoga Sukses...



Rabu, 16 April 2025

Struktur Bangunan Bawah Laut

Berikut adalah struktur rencana bangunan bawah laut 100 lantai, dilengkapi dengan konsep konstruksi serta estimasi kasar budget-nya. Proyek ini bersifat futuristik dan visioner, memadukan prinsip arsitektur, teknik sipil, teknologi laut, dan keberlanjutan lingkungan.


Judul:

STRUKTUR BANGUNAN BAWAH LAUT 100 LANTAI KE DASAR LAUT / DARI DASAR LAUT
Oleh Abdul Rosyid, MM


I. Spesifikasi Umum Bangunan

  • Jenis Bangunan: Megastruktur bawah laut (mixed-use: residensial, penelitian, komersial, ekologi)

  • Jumlah Lantai: 100 lantai (ke dasar laut atau dari dasar laut)

  • Lokasi: Laut dalam (kedalaman estimasi: 1.000 meter)

  • Luas Tiap Lantai: 5.000 m²

  • Tipe Struktur: Silinder Vertikal (diameter ±80 meter)

  • Fungsi Umum:

    • 20 lantai atas: Komersial & rekreasi (restoran, hotel, mall bawah laut)

    • 40 lantai tengah: Riset & pendidikan (biologi laut, oseanografi, kelautan)

    • 30 lantai bawah: Energi, pertahanan, ekosistem alami

    • 10 lantai dasar: Pondasi & mekanikal (air, energi, stabilisasi)


II. Rencana Konstruksi

A. Struktur Utama

  1. Material:

    • Beton anti-korosi khusus laut dalam (marine-grade reinforced concrete)

    • Baja tahan tekanan tinggi (Titanium Alloy dan Carbon Steel)

    • Kaca tebal anti tekanan (laminated pressure-proof glass)

    • Lapisan bio-coating (untuk pencegahan pertumbuhan organisme)

  2. Teknologi Konstruksi:

    • Metode Modular: Bangunan dirakit dalam modul di pelabuhan dan diturunkan secara vertikal.

    • Teknologi Penyeimbang Tekanan: Untuk tiap lantai agar tekanan air tidak merusak struktur.

    • Sistem Penambat Dasar Laut: Deep Piling system + Gravity Anchor + Magnetic Stabilizer.

    • Elevator anti-gravitasi dan tekanan: Diperkuat dengan teknologi kedap tekanan.

B. Infrastruktur Penunjang

  • Sistem Energi: Pembangkit listrik tenaga arus laut + cadangan nuklir mini (modular reactor)

  • Ventilasi & Sirkulasi Oksigen: Bio-reactor & konversi air laut

  • Sistem Transportasi Internal: Lift bertekanan + rel mobil bawah laut

  • Komunikasi: Satelit + gelombang radio khusus air

  • Keamanan: Sistem anti bocor, drone pemantau, escape pod


III. Estimasi Biaya

A. Biaya Konstruksi

Komponen Estimasi Biaya per Unit Jumlah Unit Total Biaya
Struktur Beton & Baja USD 2.000/m² 500.000 m² USD 1.000.000.000
Kaca Tekan Laut USD 500/m² 100.000 m² USD 50.000.000
Fondasi dan Anchor Laut USD 100.000.000 1 USD 100.000.000
Modular Reactor & Energi USD 300.000.000 1 USD 300.000.000
Teknologi Elevator Tekanan Tinggi USD 2.000.000/lantai 100 USD 200.000.000
Sistem Hidup & Keamanan USD 150.000.000 1 USD 150.000.000
Konstruksi Modular & Instalasi Laut USD 250.000.000 1 USD 250.000.000
Biaya Desain & Manajemen Proyek 10% dari total - USD 200.000.000

Total Estimasi Biaya:
± USD 2,25 Miliar atau sekitar Rp 36 Triliun (kurs Rp16.000/USD)


IV. Analisis SWOT Sederhana

  • Strengths: Inovatif, kapasitas besar, potensi wisata dan riset

  • Weaknesses: Biaya sangat besar, risiko laut dalam

  • Opportunities: Wisata premium, pendidikan maritim, simbol kemajuan teknologi

  • Threats: Tekanan air ekstrem, perubahan iklim, gempa laut


V. Penutup

Struktur bangunan bawah laut 100 lantai ini merupakan landmark futuristik dengan potensi ekonomi, ekologi, dan edukasi tinggi. Konstruksi semacam ini tidak hanya menjadi simbol kemajuan teknologi, tetapi juga perwujudan mimpi manusia untuk hidup harmonis dengan laut dan ekosistemnya.


Bahan Presentasi

Berikut adalah struktur format presentasi PowerPoint (PPT) untuk disertasi atau proposal mega-proyek:


Judul Presentasi:

STRUKTUR BANGUNAN BAWAH LAUT 100 LANTAI KE DASAR LAUT
Oleh: Abdul Rosyid, MM


Slide 1: Cover

  • Judul lengkap proyek

  • Nama penyusun: Abdul Rosyid, MM

  • Logo institusi (jika ada)

  • Tanggal / tempat presentasi


Slide 2: Latar Belakang

  • Pentingnya eksplorasi ruang bawah laut

  • Peluang ekonomi, pendidikan, dan teknologi

  • Tantangan permukaan bumi yang semakin padat


Slide 3: Tujuan Proyek

  • Membangun megastruktur 100 lantai bawah laut

  • Menciptakan ruang fungsional: riset, wisata, pemukiman

  • Menjadi ikon inovasi teknologi maritim Indonesia


Slide 4: Spesifikasi Umum

  • Jumlah lantai: 100

  • Fungsi per lantai

  • Luas: 5.000 m² per lantai

  • Lokasi: kedalaman laut ± 1.000 m


Slide 5: Desain Arsitektur

  • Bentuk: Silinder Vertikal

  • Diameter ±80 meter

  • Material: beton laut, baja anti tekanan, kaca tahan tekan

  • Tampilan ilustratif (bisa ditambahkan gambar nanti)


Slide 6: Fungsi Tiap Zona

Zona Jumlah Lantai Fungsi
Atas 20 lantai Komersial, hotel, restoran
Tengah 40 lantai Riset, pendidikan, museum laut
Bawah 30 lantai Energi, militer, konservasi laut
Dasar 10 lantai Fondasi, kontrol, teknis

Slide 7: Teknologi Konstruksi

  • Sistem modular bawah laut

  • Elevator tekanan tinggi

  • Sistem oksigen & listrik bawah laut

  • Pembangkit arus laut & mini reaktor


Slide 8: Keamanan & Fasilitas

  • Drone pemantau

  • Sistem anti bocor

  • Escape pods

  • Sirkulasi air & oksigen otomatis


Slide 9: Estimasi Anggaran

Total luas bangunan: 500.000 m²

Komponen Biaya Estimasi
Struktur utama USD 1 Miliar
Kaca laut USD 50 Juta
Fondasi USD 100 Juta
Energi USD 300 Juta
Teknologi USD 200 Juta
Sistem hidup & keamanan USD 150 Juta
Desain & manajemen USD 200 Juta
Total ± USD 2,25 Miliar (±Rp 36 Triliun)

Slide 10: SWOT Analysis

  • Strength: Simbol teknologi tinggi, daya tarik wisata

  • Weakness: Biaya dan risiko sangat tinggi

  • Opportunities: Ekowisata, edukasi, ketahanan maritim

  • Threats: Tekanan laut, gempa, perubahan iklim


Slide 11: Kesimpulan

  • Proyek ini adalah langkah monumental dalam pemanfaatan laut

  • Dapat menjadi pusat ekonomi biru dan teknologi global

  • Memerlukan kolaborasi lintas negara dan lembaga


Slide 12: Penutup

  • Kutipan motivasional:
    "Laut bukan batas, tapi ruang masa depan umat manusia."

  • Kontak/Nama Pemapar
    Abdul Rosyid, MM


https://s.id/tpos

 

Senin, 14 April 2025

Proposal Disertasi PAI Terapan

 Berikut adalah draft Proposal Disertasi dengan judul "Materi Esensial PAI Terapan, Pra dan Paska Implementasinya bagi Mahasiswa: Pendekatan Manajerial", oleh Abdul Rosyid, S.Ag., MM.:


PROPOSAL DISERTASI

Program Doktor Pendidikan Islam

Judul:

Materi Esensial PAI Terapan, Pra dan Paska Implementasinya bagi Mahasiswa: Pendekatan Manajerial

Oleh:

Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.


A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam (PAI) di perguruan tinggi vokasi kerap dihadapkan pada tantangan relevansi, efektivitas, serta integrasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan profesional dan sosial mahasiswa. Sebagai upaya menjembatani kebutuhan ini, muncul konsep PAI Terapan sebagai bentuk kontekstualisasi materi keislaman dalam ranah terapan dan profesional.

Namun, belum banyak kajian yang mendalam mengenai apa saja materi esensial PAI Terapan yang benar-benar efektif dan berdaya guna, serta bagaimana implementasi materi tersebut sebelum dan sesudah diterapkan pada mahasiswa. Pendekatan manajerial diperlukan guna melihat proses ini secara sistemik, dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi dampaknya terhadap mahasiswa.


B. Rumusan Masalah

  1. Apa saja materi esensial dalam Pendidikan Agama Islam Terapan bagi mahasiswa perguruan tinggi vokasi?

  2. Bagaimana kondisi mahasiswa pra-implementasi PAI Terapan ditinjau dari aspek pemahaman, sikap, dan perilaku keislaman?

  3. Bagaimana strategi implementasi PAI Terapan dengan pendekatan manajerial di lingkungan pendidikan tinggi?

  4. Apa perubahan yang terjadi pada mahasiswa pasca implementasi PAI Terapan?

  5. Apa rekomendasi pengembangan berkelanjutan dari implementasi materi esensial PAI Terapan?


C. Tujuan Penelitian

  1. Mengidentifikasi dan merumuskan materi esensial PAI Terapan bagi mahasiswa.

  2. Menganalisis kondisi awal (pra-implementasi) mahasiswa terkait nilai-nilai keislaman.

  3. Mendeskripsikan manajemen pelaksanaan PAI Terapan di perguruan tinggi.

  4. Mengevaluasi dampak implementasi terhadap pemahaman dan praktik mahasiswa.

  5. Menyusun model pendekatan manajerial PAI Terapan yang sistemik dan adaptif.


D. Manfaat Penelitian

  • Teoritis: Menambah khazanah keilmuan dalam bidang PAI Terapan dan manajemen pendidikan Islam.

  • Praktis: Menjadi acuan praktis bagi pengajar, pengelola kampus, dan pemangku kepentingan dalam menyusun, menerapkan, dan mengevaluasi PAI Terapan secara efektif.


E. Tinjauan Pustaka Sementara

  1. Pendidikan Agama Islam Terapan – Konsep, ruang lingkup, dan tujuan utama dalam konteks vokasi.

  2. Pendekatan Manajerial dalam Pendidikan – Meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.

  3. Teori Perubahan Perilaku – Untuk mengukur dampak PAI Terapan pada mahasiswa.

  4. Kajian Empiris Sebelumnya – Studi tentang implementasi dan efektivitas kurikulum PAI di perguruan tinggi.


F. Metode Penelitian

  • Jenis Penelitian: Kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study).

  • Lokasi: Beberapa perguruan tinggi vokasi di Indonesia, salah satunya Politeknik LPP Yogyakarta.

  • Subjek Penelitian: Dosen PAI, mahasiswa, dan pengelola prodi.

  • Teknik Pengumpulan Data: Wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan FGD.

  • Analisis Data: Model interaktif Miles & Huberman – reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.


G. Jadwal Penelitian (Rencana 12 Bulan)

Bulan Kegiatan
1–2 Studi pustaka & penyusunan instrumen
3–4 Pengumpulan data tahap I (pra-implementasi)
5–7 Observasi & dokumentasi implementasi
8–9 Pengumpulan data tahap II (paska implementasi)
10 Analisis data
11 Penyusunan laporan akhir
12 Ujian & diseminasi hasil penelitian

H. Daftar Pustaka Awal (Contoh)

  1. Abuddin Nata. (2004). Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

  2. Azra, Azyumardi. (2012). Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi. Jakarta: Kencana.

  3. Miles, M.B. & Huberman, A.M. (1994). Qualitative Data Analysis. California: Sage Publications.

  4. Rosyid, Abdul. (2024). RPS dan Modul PAI Terapan untuk Politeknik LPP Yogyakarta.



Berikut adalah Desain Instrumen Penelitian untuk disertasi berjudul:
"Materi Esensial PAI Terapan, Pra dan Paska Implementasinya bagi Mahasiswa: Pendekatan Manajerial", oleh Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.


DESAIN INSTRUMEN PENELITIAN

A. Tujuan Umum Instrumen

Untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif yang relevan terkait:

  1. Identifikasi materi esensial PAI Terapan.

  2. Kondisi mahasiswa pra dan pasca implementasi.

  3. Proses manajerial dalam implementasi PAI Terapan.


B. Jenis Instrumen

  1. Wawancara Mendalam (In-depth Interview)

  2. Angket (Kuesioner Tertutup dan Terbuka)

  3. Observasi Terstruktur

  4. Dokumentasi dan Kajian RPS/Modul


C. Tabel Desain Instrumen

No Variabel/Sub Variabel Indikator Instrumen Responden
1 Materi Esensial PAI Terapan - Kompetensi dasar PAI Terapan- Nilai-nilai praktis yang diajarkan Wawancara, Dokumentasi Dosen PAI, Penyusun RPS
2 Kondisi Pra Implementasi - Pemahaman dasar Islam- Sikap religius- Perilaku ibadah Angket, Wawancara, Observasi Mahasiswa Semester Awal
3 Proses Implementasi (Manajerial) - Perencanaan pembelajaran- Metode dan media- Evaluasi pembelajaran Wawancara, Observasi Dosen PAI, Kaprodi, Mahasiswa
4 Kondisi Pasca Implementasi - Perubahan sikap dan perilaku- Penerapan nilai PAI di kehidupan sehari-hari Angket, Wawancara Mahasiswa Semester Akhir
5 Evaluasi dan Dampak PAI Terapan - Dampak terhadap karakter- Implikasi terhadap kehidupan profesi dan sosial Wawancara, FGD Mahasiswa, Alumni

D. Contoh Butir Instrumen (Angket Mahasiswa)

Skala Likert (1–5): Sangat Tidak Setuju – Sangat Setuju

  1. Saya memahami pentingnya shalat dalam kehidupan sehari-hari.

  2. Saya mampu menjelaskan hikmah zakat secara kontekstual.

  3. PAI Terapan membantu saya membentuk karakter islami di lingkungan kerja.

  4. Saya lebih aktif mengikuti kegiatan keagamaan setelah perkuliahan PAI Terapan.

Pertanyaan Terbuka:

  1. Sebutkan 3 nilai yang Anda anggap paling berkesan dari perkuliahan PAI Terapan.

  2. Apa harapan Anda terhadap pengembangan mata kuliah PAI Terapan ke depan?


E. Validitas dan Reliabilitas

  • Validitas isi: Melalui expert judgment oleh dosen PAI dan ahli manajemen pendidikan.

  • Reliabilitas: Uji coba instrumen (uji alpha Cronbach untuk angket), dengan nilai ideal > 0,70.


F. Teknik Triangulasi

Untuk menjaga keabsahan data, akan digunakan:

  • Triangulasi sumber: Dosen, mahasiswa, kaprodi, alumni.

  • Triangulasi metode: Wawancara, observasi, angket, dokumentasi.


Apakah Anda ingin saya bantu buatkan draft instrumen (pertanyaan wawancara, angket lengkap, dan lembar observasi) dalam format dokumen atau tabel lanjutannya. Ok.



Baik, berikut adalah draft lengkap instrumen penelitian yang terdiri dari:

  1. Pertanyaan Wawancara

  2. Kuesioner Mahasiswa

  3. Lembar Observasi

  4. Format Kajian Dokumen


1. Instrumen Wawancara Mendalam

A. Untuk Dosen PAI

  1. Menurut Anda, apa saja materi esensial yang harus ada dalam PAI Terapan untuk mahasiswa vokasi?

  2. Bagaimana proses perencanaan pembelajaran PAI Terapan di kampus Anda?

  3. Apa metode atau pendekatan pembelajaran yang Anda gunakan untuk mengajarkan nilai-nilai praktis Islam?

  4. Apa saja kendala yang sering dihadapi dalam pelaksanaan PAI Terapan?

  5. Sejauh mana Anda melihat perubahan perilaku mahasiswa setelah mengikuti PAI Terapan?

B. Untuk Kaprodi atau Pengelola Akademik

  1. Bagaimana peran manajerial Anda dalam mendukung implementasi PAI Terapan?

  2. Apakah ada evaluasi rutin terhadap pelaksanaan PAI Terapan?

  3. Apakah PAI Terapan diintegrasikan dengan kurikulum vokasi atau program karakter lainnya?

C. Untuk Mahasiswa dan Alumni

  1. Apa kesan Anda terhadap isi dan cara pengajaran PAI Terapan di kampus Anda?

  2. Apa perubahan terbesar dalam kehidupan Anda setelah mengikuti mata kuliah PAI Terapan?

  3. Apakah nilai-nilai keislaman dari PAI Terapan Anda praktikkan dalam dunia kerja atau kehidupan sosial?


2. Kuesioner Mahasiswa (Likert & Terbuka)

Bagian A – Identitas Responden

Nama (opsional), Prodi, Semester, Jenis Kelamin

Bagian B – Pernyataan Sikap (Skala Likert 1–5)

No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Saya memahami ajaran dasar Islam sebelum mengikuti PAI Terapan.
2 Dosen menyampaikan materi PAI Terapan dengan menarik dan praktis.
3 Materi PAI Terapan membantu saya dalam membentuk karakter Islami.
4 Saya mengalami perubahan perilaku ke arah yang lebih baik setelah PAI Terapan.
5 Saya terinspirasi untuk menerapkan nilai-nilai PAI di lingkungan kerja.

Bagian C – Pertanyaan Terbuka

  1. Sebutkan tiga materi yang menurut Anda paling bermanfaat dalam PAI Terapan.

  2. Ceritakan satu pengalaman pribadi Anda yang berubah karena mengikuti PAI Terapan.

  3. Apa kritik atau saran Anda untuk pengembangan PAI Terapan di masa mendatang?


3. Lembar Observasi Kelas PAI Terapan

No Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
1 Dosen menggunakan metode interaktif dan diskusi kontekstual
2 Mahasiswa aktif bertanya dan menanggapi materi
3 Materi yang disampaikan relevan dengan dunia kerja/profesi
4 Tersedia media atau modul pendukung pembelajaran
5 Terjadi keterhubungan antara teori dan praktik keislaman

4. Format Kajian Dokumen (RPS/Modul)

No Komponen Ada Tidak Ada Catatan
1 Capaian Pembelajaran yang relevan dengan nilai Islam terapan
2 Indikator ketercapaian nilai karakter dan akhlak
3 Metode pembelajaran berbasis proyek/kasus
4 Tugas akhir mencerminkan praktik keislaman dalam profesi
5 Evaluasi mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik



Berikut adalah daftar lampiran yang dapat disertakan dalam Proposal Disertasi berjudul:
“Materi Esensial PAI Terapan, Pra dan Paska Implementasinya bagi Mahasiswa: Pendekatan Manajerial”
oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.


DAFTAR LAMPIRAN

  1. Lampiran 1. Rencana Jadwal Penelitian
    (Berisi tahapan kegiatan penelitian mulai dari persiapan hingga pelaporan hasil)

  2. Lampiran 2. Format Surat Izin Penelitian
    (Draft surat permohonan izin penelitian kepada institusi/kampus)

  3. Lampiran 3. Instrumen Wawancara Mendalam

    • Untuk dosen PAI

    • Untuk kaprodi/pejabat manajerial

    • Untuk mahasiswa dan alumni

  4. Lampiran 4. Kuesioner Mahasiswa

    • Skala Likert

    • Pertanyaan terbuka

  5. Lampiran 5. Lembar Observasi Proses Pembelajaran PAI Terapan

  6. Lampiran 6. Format Analisis Dokumen RPS dan Modul PAI Terapan

  7. Lampiran 7. Pedoman Validasi Instrumen oleh Ahli

  8. Lampiran 8. Format Uji Coba dan Uji Reliabilitas Angket

  9. Lampiran 9. Contoh Modul/Materi PAI Terapan (Jika Ada)
    (Dikutip dari kampus/kelas yang menjadi subjek penelitian)

  10. Lampiran 10. Surat Pernyataan Keaslian Proposal Disertasi

  11. Lampiran 11. Biodata Peneliti (CV singkat Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.)


Wallaahu A'lam Bish Showab

Yogyakarta, 15 April 2025






Jumat, 11 April 2025

Bangsa Cadas, Akas

Bismillaah


JURNAL ILMIAH
"Indonesion Bangsa Cadas, Akas"
Oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.

Abstrak

Indonesia, dengan keragaman geografis, etnis, dan religius, telah menampakkan wajah sebuah bangsa yang bukan hanya lentur dan toleran, tetapi juga keras dalam prinsip dan tajam dalam strategi. Konsep "cadas" dan "akas" digunakan dalam jurnal ini sebagai pisau analisis multidimensi untuk memahami kekuatan internal bangsa Indonesia. "Cadas" mewakili watak keteguhan dan ketangguhan historis, sedangkan "Akas" menandakan kecerdasan adaptif yang bersumber dari kebudayaan, spiritualitas, dan kecakapan politis. Dengan pendekatan historis-sosiologis dan religius-filosofis, jurnal ini membedah fondasi kepribadian bangsa Indonesia sebagai subjek sejarah yang aktif dan berdaulat.


Pendahuluan: Membedah Mitos Lunaknya Nusantara

Selama ini, Indonesia sering dipersepsi sebagai bangsa yang lunak karena karakter toleran dan damai. Namun, jika dilihat dari sejarah, realitas sosial, dan daya juang kultural, tampak bahwa bangsa ini adalah bangsa keras kepala dalam mempertahankan eksistensi, bahkan rela hancur demi kehormatan. Sehingga perlu didefinisikan ulang: Indonesia bukan bangsa yang lemah lembut, melainkan bangsa yang memilih strategi lemah lembut untuk menyembunyikan kuku dan taringnya.


Bangsa Cadas: Keras Batin, Tangguh Jasmani

Cadas bukan sekadar metafora, tapi ekspresi dari realitas psikososial bangsa Indonesia:

  1. Keteguhan Perlawanan terhadap Kolonialisme:
    Dari Aceh sampai Papua, perlawanan terhadap kolonialisme berlangsung dengan semangat tak pernah padam. Bahkan, ketika senjata tidak tersedia, perlawanan tetap muncul dalam bentuk diplomasi, pendidikan, dan seni budaya.

  2. Ketangguhan Menghadapi Bencana:
    Bangsa ini berdiri di atas “cincin api” dan bencana kerap terjadi, namun tidak menjadikannya bangsa pengeluh. Justru tragedi memperkuat kohesi sosial dan solidaritas horizontal.

  3. Ketekunan dalam Derita Sosial-Ekonomi:
    Buruh, petani, nelayan—yang hidup dalam tekanan struktural dan globalisasi neoliberal—tetap mampu bertahan dan menemukan inovasi ekonomi mikro sebagai bentuk resistensi dan keberlanjutan hidup.


Bangsa Akas: Cermat Nalar, Canggih Strategi

Akas dalam bahasa lokal berarti cepat, cekatan, dan tajam dalam berpikir:

  1. Kecerdasan Politik dan Diplomasi:
    Strategi Indonesia di kancah internasional—seperti peran dalam KAA 1955, gerakan non-blok, dan penyelesaian konflik regional—menunjukkan bahwa bangsa ini tidak pernah naif dalam percaturan global.

  2. Spiritualitas sebagai Kekuatan Kognitif:
    Keimanan bukan sekadar dogma, melainkan sumber etika dan kecerdasan strategis. “Tawakal” dan “ikhtiar” membentuk keseimbangan antara realisme dan idealisme dalam bertindak.

  3. Kecanggihan Budaya Lokal:
    Setiap daerah memiliki kearifan lokal yang unik dan dapat diterjemahkan sebagai algoritma sosial yang menyimpan logika kolektif. Misalnya, Sasi di Maluku sebagai bentuk hukum lingkungan adat jauh sebelum teori ekologi modern.


Analisis Sintetis: Cadas + Akas = Resiliensi dan Relevansi

  • Resiliensi (daya lenting): Indonesia bukan hanya survive, tapi mampu transform.

  • Relevansi (daya adaptif): Budaya lokal tidak ketinggalan zaman; ia justru menjadi bekal menghadapi zaman.

  • Kombinasi cadas-akas menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang bisa "terlihat diam tapi berpikir jauh", "terlihat sabar tapi menyusun kekuatan", dan "terlihat memaafkan tapi tidak pernah melupakan."


Kesimpulan

Indonesia adalah bangsa dengan kombinasi unik: kekerasan mental dan kecerdasan spiritual. “Cadas” sebagai representasi dari daya tahan luar biasa, dan “Akas” sebagai simbol dari kejernihan dan kecepatan nalar. Dua unsur ini merupakan bahan dasar membangun bangsa yang tahan krisis dan cepat menyesuaikan diri, tanpa kehilangan jati diri.


Rekomendasi Strategis

  1. Bangun kurikulum pendidikan karakter berbasis nilai-nilai cadas dan akas.

  2. Perkuat narasi nasionalisme berbasis spiritualitas dan budaya lokal.

  3. Dorong riset dan inovasi dengan pendekatan akar rumput berbasis kearifan lokal.

  4. Perlu gerakan nasional penggalian nilai-nilai asli bangsa yang membentuk mentalitas cadas-akas, terutama di generasi muda.


Baik, berikut adalah lanjutan dan pendalaman jurnal "Indonesion Bangsa Cadas, Akas" dalam bentuk bagian penutup, implikasi teoritik dan praktis, serta usulan agenda riset lanjutan:


Penutup: Merawat Cadas, Mengasah Akas

Bangsa Indonesia berada pada titik kritis peradaban. Dunia bergerak cepat dalam gelombang teknologi, geopolitik, dan krisis multidimensi. Dalam konteks ini, bangsa yang hanya memiliki sumber daya alam tapi tidak memiliki mentalitas cadas dan nalar akas akan dengan mudah menjadi korban imperialisme gaya baru.

Karakter cadas bukan berarti keras kepala tanpa arah, tapi teguh pendirian dalam prinsip-prinsip moral dan keadilan. Sementara akas bukan sekadar kecerdasan akademik, melainkan kemampuan membaca arah angin perubahan dan menyikapinya dengan cerdas, taktis, dan penuh strategi.

Maka, menjaga semangat cadas-akas bukan hanya penting untuk mempertahankan eksistensi bangsa, tetapi juga merupakan syarat mutlak bagi bangsa yang ingin memimpin peradaban di masa depan.


Implikasi Teoritik

  1. Konsep Nasionalisme Baru:
    Nasionalisme tidak lagi cukup dibangun dari mitos masa lalu. Harus dibarengi dengan semangat cadas dalam menghadapi tantangan dan akas dalam menaklukkan peluang.

  2. Filosofi Sosial Lokal sebagai Modal Modernitas:
    Nilai-nilai lokal seperti tepo sliro, gotong royong, manunggaling kawula lan Gusti, bukan warisan usang—tetapi basis dari kecerdasan sosial dan spiritual yang siap dijadikan model pembangunan sosial kontemporer.

  3. Resiliensi Budaya sebagai Strategi Pertahanan Non-Militer:
    Dalam era perang informasi dan dominasi algoritma, cadas dan akas menjadi bentuk pertahanan epistemik bangsa yang sangat krusial.


Implikasi Praktis

  1. Kebijakan Pendidikan Nasional:
    Sistem pendidikan perlu memasukkan narasi dan praktik mentalitas cadas (keteguhan batin) dan akas (kecerdasan reflektif dan strategis).

  2. Model Kepemimpinan Bangsa:
    Para pemimpin nasional dan lokal harus menjadi representasi nyata dari nilai cadas-akas—tegas namun bijak, tangguh namun lembut, keras pada prinsip namun luwes dalam diplomasi.

  3. Kebijakan Ekonomi dan Industri:
    Industri nasional harus dibangun dengan semangat cadas (berdaya tahan) dan akas (berbasis inovasi lokal). Bukan hanya mengejar pertumbuhan, tetapi juga keberlanjutan dan kemandirian.


Agenda Riset Lanjutan

Untuk mendukung gagasan ini menjadi sebuah kerangka kebijakan dan strategi nasional, penulis merekomendasikan sejumlah riset lanjutan:

  1. Studi longitudinal karakter sosial cadas dan akas di komunitas adat dan urban.

  2. Analisis korelasi antara nilai cadas-akas dengan indeks ketahanan nasional.

  3. Pemetaan potensi budaya lokal sebagai sumber kebijakan pembangunan berkelanjutan.

  4. Pengembangan indikator dan instrumen pengukuran karakter cadas-akas di lembaga pendidikan dan pemerintahan.


Penegasan Terakhir

Indonesia tidak akan pernah kehilangan arah, selama ia tidak kehilangan jati dirinya.
Dan jati diri itu bukan terletak pada simbol, tapi pada sikap: keras saat prinsip diinjak, dan cerdas saat masa depan dipertaruhkan.
Itulah cadas. Itulah akas. Dan itulah Indonesia yang sesungguhnya.


Wallaahu A'lam Bish Showaab

Yogyakarta, 10 April 2025