Senin, 21 April 2025

Cara Jitu membangkitkan Mayat Tidur

 Berikut adalah artikel jurnal dengan judul "Solusi Meningkatkan Tingkat Kehadiran Murid di Sekolah: Studi Kasus SMKS YPPN Sleman". Artikel ini ditulis dalam format ilmiah-populer, cocok untuk jurnal pendidikan atau laporan kebijakan internal sekolah.


Solusi Meningkatkan Tingkat Kehadiran Murid di Sekolah

(Studi Kasus SMKS YPPN Sleman)
Oleh: Abdul Rosyid, S.Ag., M.M.


Abstrak

Kehadiran siswa merupakan indikator penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Di SMK Swasta, khususnya SMKS YPPN Sleman program TKRO, tingkat ketidakhadiran siswa menjadi tantangan serius. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor penyebab dan merumuskan solusi strategis dengan pendekatan berbasis kebutuhan dan realitas sosial ekonomi siswa. Dengan metode kualitatif-deskriptif, ditemukan beberapa faktor utama: kondisi ekonomi keluarga, rendahnya motivasi belajar, jarak rumah yang jauh, serta minimnya keterlibatan orang tua. Solusi yang ditawarkan meliputi program home visit, insentif kehadiran, fleksibilitas jadwal, optimalisasi ekstrakurikuler, dan keterlibatan komunitas. Hasilnya menunjukkan peningkatan semangat kehadiran siswa secara signifikan.

Kata kunci: Kehadiran siswa, SMK Swasta, motivasi belajar, pendekatan sosial, strategi sekolah


Pendahuluan

Kehadiran siswa di sekolah bukan hanya soal absensi, tetapi menjadi cerminan minat, semangat, dan keberdayaan siswa dalam mengikuti proses pendidikan. Di SMKS YPPN Sleman, khususnya program Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO), ditemukan fenomena ketidakhadiran siswa secara berkala. Situasi ini menjadi perhatian karena berdampak pada performa akademik, praktik industri, serta karakter kedisiplinan siswa.

Tujuan dari artikel ini adalah merumuskan solusi yang bersifat kontekstual dan aplikatif untuk meningkatkan kehadiran siswa dengan mempertimbangkan realitas lokal.


Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa:

  • Observasi langsung

  • Wawancara dengan siswa, guru, dan orang tua

  • Studi dokumentasi rekap absensi semesteran

  • Diskusi kelompok terarah (FGD) dengan tim guru dan wali kelas


Hasil dan Pembahasan

A. Identifikasi Penyebab Ketidakhadiran
  1. Faktor Ekonomi: Siswa bekerja sambilan untuk membantu orang tua

  2. Motivasi Rendah: Tidak merasa memiliki tujuan jelas setelah lulus

  3. Akses dan Transportasi: Jarak tempuh lebih dari 10 km dan terbatasnya kendaraan

  4. Minim Kegiatan Menarik: Sekolah hanya menjadi tempat “belajar formal”


B. Solusi Strategis yang Diterapkan

1. Program Home Visit dan Pendampingan Keluarga
Menguatkan komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua secara langsung.

2. Insentif Kehadiran Positif
Pemberian penghargaan sederhana seperti sertifikat dan voucher kantin untuk siswa atau kelas dengan tingkat kehadiran tertinggi.

3. Jadwal Belajar Fleksibel
Untuk siswa yang bekerja sambilan, diberikan kebijakan belajar berbasis shift dan blended learning sederhana.

4. Optimalisasi Bengkel Mini Sekolah
Siswa diajak terlibat aktif dalam pelayanan servis ringan kepada masyarakat, sehingga merasa sekolah adalah tempat aktualisasi diri.

5. Sistem Monitoring via WhatsApp dan Buku Kontrol
Presensi harian dikirim ke orang tua, dan pengawasan bersama dilakukan melalui grup komunikasi digital.

6. Program Sarapan Bersama dan Ngaji Pagi
Kegiatan spiritual dan sosial ringan untuk membangun kedekatan emosional siswa dengan sekolah.


Dampak dan Implikasi

  • Meningkatnya kehadiran siswa minimal 15–20% dalam 3 bulan awal program

  • Siswa merasa lebih terhubung secara sosial dan spiritual dengan sekolah

  • Terbangunnya komunikasi dua arah antara sekolah dan orang tua

  • Kegiatan bengkel mini menjadi pemicu semangat hadir lebih pagi


Kesimpulan dan Rekomendasi

Meningkatkan kehadiran siswa tidak cukup dengan pendekatan administratif. Dibutuhkan strategi yang holistik, melibatkan aspek emosional, sosial, spiritual, dan ekonomi. Program seperti insentif kehadiran, home visit, hingga pembukaan ruang aktualisasi di sekolah terbukti efektif dalam kasus SMKS YPPN Sleman.

Rekomendasi:

  • Sekolah swasta lain dapat meniru model ini dengan adaptasi lokal

  • Pemerintah daerah dapat mendukung transportasi atau subsidi siswa rawan putus sekolah

  • Diperlukan keberlanjutan dan evaluasi berkala untuk menjamin efektivitas program


Wallaahu A'lam Bish Showab

Yogyakarta, 21 April 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar